Dalam satu bulan terakhir, penanganan kasus COVID-19 di Jawa Timur menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan. Tak hanya telah bebas dari Zona Merah, 50% kab/Kota di Jawa Timur pun telah menjadi zona kuning.
Ditambah dengan Kasus Aktif COVID-19 yang terus menurun, dimana per Jumat (23/10) juga sangat menurun yaitu tercatat 2.374 orang kasus aktif atau setara dengan 4,71%. Di sisi lain, testing terus dilakukan secara masif sehingga positivity Rate Jatim juga menurun menjadi 7% dari yang sebelumnya 31% di bulan Juli.
Di tengah berbagai tren positif tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tetap menghimbau bahkan mewanti-wanti masyarakat untuk tetap waspada, karena penyebaran Covid-19 belum benar-benar berakhir dan bisa meningkat sewaktu-waktu. Utamanya akibat kenaikan mobilitas masyarakat secara tiba-tiba tanpa adanya protokol kesehatan.
Bahkan, secara khusus, menjelang libur panjang dalam waktu dekat dirinya mengingatkan masyarakat agar tetap menerapkan protokol dimanapun berada.
“Kami ucapkan terimakasih pada warga Jawa Timur yang selama 2 bulan terakhir ini makin patuh pada protokol kesehatan sehingga hasilnya kasus COVID-19 makin menurun. Meskipun demikian, kita harus terus waspada terhadap lonjakan kasus apabila kita lengah,” ungkap Gubernur Khofifah saat ditemui usai membuka konferwil Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Provinsi Jatim di Batu, Sabtu (24/10).
Dirinya lebih menyarankan agar masyarakat dapat memilih destinasi yang aman dan nyaman, out door dan jangan mengajak keluarga dengan resiko tinggi, baik komorbid maupun lansia dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat.
Jika tidak demikian agar tetap tinggal di rumah meskipun liburan atau berpergian tidak dilarang. Namun demi menjaga keamanan keluarga diharapkan untuk tetap berhati-hati dengan salah satunya adalah menjauhi kerumunan.
“Meski tidak dilarang (berlibur atau bepergian ke luar kota) karena pariwisata dibuka, tapi lebih baik menghindari kerumunan dengan berinteraksi di dekat rumah saja,” ucap orang nomor satu Jatim ini.
Himbauan Gubernur ini bukan tanpa alasan. Sebelumnya, Jatim pernah mengalami lonjakan kasus COVID-19, pada Juni lalu, khususnya di beberapa Kabupaten yang menjadi destinasi mudik. Belajar dari kejadian tersebut, Gubernur Khofifah menganjurkan masyarakat untuk meminimalkan perjalanan sekaligus memastikan bahwa protokol kesehatan benar benar diterapkan secara ketat.
“Apabila memang ingin ke luar kota, pastikan betul bahwa diri kita aman dengan dites terlebih dahulu, sehingga yakin dalam keadaan negatif. Jangan sampai kita menjadi penular bagi ibu, bapak, kakek, nenek maupun saudara yang berada di daerah,” ungkap Gubernur perempuan pertama Jatim ini.
Imbauan tersebut menurut Khofifah sangat penting guna pencegahan penularan virus COVID-19 pada daerah yang rentan dan mencegah terjadinya kluster keluarga.
Selain itu, Khofifah juga mengingatkan para Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di lingkungannya kabupaten/kota/kecamatan/kelurahan dan desa serta RT/RW untuk lebih mengoptimalkan fungsi dan peran kampung tangguhnya masing-masing guna mencegah penularan COVID-19.
“Jawa Timur alhamdulillah saat ini juga memiliki ribuan kampung tangguh yang siap untuk melakukan screening para pemudik guna mencegah penyebaran COVID-19. Saya harapkan kampung tangguh perannya dapat lebih optimal dalam masa liburan panjang ini,” imbuhnya optimis.
Terkait lokasi wisata yang sudah dibuka dan kemungkinan menjadi tujuan libur panjang, Khofifah juga memastikan bahwa kapasitas maksimal yang boleh dipakai hanya 50% saja dan diutamakan wisata dengan resiko penularan yang rendah yakni wisata outdoor.
“Pastikan wisata tersebut aman dari kerumunan, batasi jumlah pengujung hingga maksimal 50% dan pastikan wisata tersebut dilakukan secara outdoor atau dengan ventilasi yang cukup,” tegasnya.
Hal ini dirasa akan sangat penting guna memastikan dan menyediakan kawasan wisata yang tak hanya nyaman namun juga aman bagi masyarakat di era liburan panjang ini. (ita)