Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus melakukan peninjauan ketersediaan bahan pokok di pasar-pasar tradisional di Jawa Timur dan memastikan bahwa ketersediaannya aman dan harganya dalam kondisi yang stabil.
Setelah sebelumnya blusukan ke pasar di Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Ponorogo, giliran pasar Wage lama Nganjuk yang ditinjau langsung oleh Gubernur Khofifah pada Rabu (05/04).
Didampingi Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Gubernur Khofifah memastikan bahwa peninjauan pasar yang telah dilakukan di berbagai daerah di Jatim sebagai upaya untuk mendapatkan konfirmasi kaitan ketersediaan dan suplai bahan pokok selama bulan puasa, jelang cuti bersama hingga Hari Raya Idul Fitrri 1444 H.
“Saya ingin memastikan bahwa stok bahan kebutuhan pokok aman. Kalau stoknya aman maka berikutnya proses distribusi sampai kepada konsumen aman, harga stabil sehingga daya beli masyarakat terjangkau,” kata Gubernur Khofifah setelah meninjau komoditas di pasar Wage.
Menurutnya, harga bahan pangan pokok bersifat fluktuatif. Pemerintah terus berupaya melakukan stabilisasi harga agar kenaikan harga tidak terlalu melonjak saat terjadi peningjatan permintaan menjelang Idul Fitri.
Salah satunya melalui Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP). Dengan adanya sistem tersebut, grafik harga pangan pokok dapat dikendalikan dan dapat dikontrol dengan baik oleh pemerintah.
“Setidaknya jika ada indikasi-indikasi yang dapat berdampak pada nilai beli masyarakat pemerintah akan cepat dan tanggap untuk mengatasinya ,” tuturnya.
Tidak hanya fokus pada komoditas cabai, telur, daging dan ayam. Gubernur Khofifah juga menyinggung ketersediaan beras medium di pasar Wage. Menurutnya, lebih banyak beras premium yang dijual ketimbang beras medium.
“Polanya mirip antara Pasar Wage Nganjuk dengan pasar Kolpajung di Kab. Pamekasan. Di sini dijualnya beras premium. Ini tugas pak bupati saya mohon ada beras medium lebih banyak yang dijual di sini,” ungkapnya.
Stok beras medium, kata Gubernur Khofifah, harus dijual di pasar mengingat harganya yang lebih murah dan bisa dijangkau masyarakat.
Harga beras premium Rp 12.000 ke atas tapi kalau beras medium rata-rata Rp 10.400-an. “Itu yang kita minta koordinasi nanti Pak Bupati tinggal beras medium saja karena cenderung yang tersedia berasnya premium saja,” imbuhnya. (ita)