Khofifah: Pembangunan Jatim Berbasis IT
PEMERINTAHAN PERISTIWA

Khofifah: Pembangunan Jatim Berbasis IT

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memimpin rapat perdana bersama para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Jumat (15/2) siang.

Dalam rapat yang bersifat internal tersebut, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) menjadi kunci pembangunan Jawa Timur ke depan.

TI akan menjadi bagian penting dalam pembangunan berekelanjutan atau sustainable development yang akan dijalankan Pemprov Jatim.

Dicontohkannya, pemanfaatan TI dapat digunakan untuk meningkatkan sensitivitas kehumasan, yang harus dimiliki oleh semua OPD.

Alasannya, kerja baik dan benar saja tidak cukup, tapi harus ditambah dengan publikasi, “Jadi masyarakat harus tahu bahwa kita sudah melakukan pekerjaan dengan baik dan benar,” katanya.

Selain publikasi, lanjut orang nomor satu di Jatim ini, informasi publik yang berkembang di masyarakat juga harus dipantau melalui monitoring media.

Dari monitoring tersebut, akan diketahui berapa banyak berita yang positif, dan berita negatif. Untuk berita yang negatif, pemerintah harus merespon dengan cepat guna meluruskan berita tersebut.

“Jika monitoring ini berjalan baik, bisa dibagi per OPD, lalu dibagi lagi per Rumah Sakit misalnya,” jelasnya sembari menambahkan, perlunya meningkatkan infrastruktur dan teknik pengumpulan, dan pengintegrasian data diseluruh OPD di Pemprov Jatim.

Ditambahkannya, sebagai barometer awal bekerja sebagai pemimpin Jawa Timur, dirinya bersama Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak telah menyusun program kerja selama 99 hari pertama, “Kami telah mempersiapkan pelayanan kerja CETAR. C-nya cepat, E-nya Efektif, T-nya tanggap dan transparan serta R-nya Responsif,,” tambahnya.

Untuk menerapkan CETAR di 99 hari pertama, tim navigasi yang dibentuk oleh dirinya bersama Wagub Emil telah menyusun buku panduan yang nanti harus di-tashih (ditelaah) lagi oleh setiap OPD agar dapat diadopsi dan dijalankan menjadi program/kegiatan dimasing-masing OPD di Pemprov Jatim.

Agar CETAR berjalan dengan baik dan sesuai harapan, Gubernur Khofifah akan membaginya kedalam tiga tahap, masing-masing tahap terdiri dari 33 hari.

Untuk koordinasinya, Gubernur Khofifah akan membaginya per wilayah Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil). “Ini agar lebih cepat dan efektif, jadi dilakukan di Bakorwil-Bakorwil,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah juga menyinggung angka “99” yang menjadi tolok ukur awal kinerjanya. Alasannya adalah angka tersebut merupakan cerminan dari asma’ul husna, nama-nama Allah SWT yang berjumlah 99.

Diharapkan, melalui asmaul husna, para ASN mendapatkan energi positif dalam menjaankan tugas.

“Kalau saya mengambil Ya Lathif yang artinya kasih sayang, kalau dalam bekerja dilandasi dengan kasih sayang Insya Allah semua akan membawa hasil yang baik” pungkasnya sebagai motivasi kepada para kepala OPD yang hadir.

Khofifah dalam kesempatan yang sama juga meminta Sekretaris Daerah Heru Tjahjono untuk mengkoordinir penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai breakdown visi-misi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2019-2024.

“Informasi yang saya terima dari Bappeda ini haru selesai dalam waktu dua minggu ke depan, jadi harus segera dilaksanakan dan silakan dikoordinir oleh pak Sekda” pungkasnya. (ita)