Khofifah Lepas Ekspor Komoditas Pertanian Jatim
EKONOMI BISNIS PERISTIWA

Khofifah Lepas Ekspor Komoditas Pertanian Jatim

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melepas ekspor komoditas pertanian Jatim di Terminal Petikemas Surabaya, Kamis (21/3).

Kegiatan ini merupakan wujud sinergi antara Pemprov Jatim dengan Kementerian Pertanian RI melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) dalam percepatan layanan ekspor produk pertanian.

Kegiatan ekspor ini merupakan inisiasi Kementan melalui Barantan dengan program Ayo Galakkan Ekspor Produk Pertanian oleh Generasi Milenial Bangsa (Agro Gemilang).

Program yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah ekspor komoditas pertanian berbasis wilayah sekaligus menambah jumlah eksportir di sektor pertanian dari kalangan muda.

Pelepasan kali ini berupa komoditas tumbuhan yaitu: 60,231 M3 Plywood ke Singapura, 19,1 ton Kopi ke Belgia, 22,5 ton kg gagang cengkeh ke Kanada, Daun Kelor 12 Ton ke Korea Selatan, dan 81 ton Margarin ke Ghana.

Ekspor juga dilakukan pada komoditas hewan dan produk hewan yakni 25,5 ton Susu ke Malaysia, 140 ton Premix ke Spanyol, 19 Ton Sterilized Kenaf Core Dry ke Jepang, 34 ton Bulu Bebek ke Taiwan, 130 Ton Calcium Salt ke Barcelona, dan 300 kg Sarang Burung Walet (SBW) ke Hongkong.

Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah mengatakan, ekspor ini menjadi bagian penting untuk bisa mendatangkan devisa, sekaligus mendorong penguatan pertumbuhan ekonomi di Jatim.

“Hari ini ada kopi, ada yang menarik menurut saya daun kelor. Ternyata pangsa pasarnya di Korea Selatan. Kemudian ada plywood, sarang burung walet,” ujarnya sambil menjelaskan Jatim memiliki potensi yang besar di sektor pertanian dan memiliki peluang untuk meraup devisa negara dari ekspor non migas.

Melihat potensi tersebut, orang nomor satu di Jatim ini terus mendukung dan mendorong ekspor komoditas pertanian Jatim dengan merapatkan barisan serta bersinergi dengan instansi terkait.

Ia juga ingin mengajak eksportir membangun hubungan yang kuat (strong partnership) dengan UKM dan IKM apalagi di sektor agro. Jadi membangun aliansi antara eksportir dengan petani baik melalui Gapoktan, Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA).

Selain itu, antara Balai Besar Karantina di Surabaya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim juga melakukan strong partnership dengan para eksportir dan petani atau sektor yang menjadi komoditas andalan ekspor Jatim.

Menurutnya, sinergitas antara komoditas-komoditas unggulan dan andalan yang bisa dimaksimalkan ekspornya dengan tetap memperhatikan petani, pelaku UKM dan IKM perlu mendapat pendampingan. Tujuannya agar mereka bisa menikmati kesejahteraan ketika produknya bisa diekspor.

“Banyak petani kita punya produk yang perlu mendapatkan pendampingan untuk bisa disertifikasi supaya memenuhi standar produk yang bisa diekspor,” kata orang nomor satu di Jatim.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan (KKIP) Sujarwanto mengatakan, diperlukan sinergi yang baik dari seluruh pemangku kepentingan untuk mendongkrak ekspor. Potensi dan peluang yang besar dari Provinsi Jatim yang besar harus di optimalkan agar bermuara pada kesejateraan petani. (ita)