Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meraih Penghargaan Alumni Berprestasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Tahun 2019.
Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Rektor Unair, Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak CMA, saat Sidang Universitas dalam rangka Dies Natalies Unair ke-65 di lantai 5 Aula Graha Mukti Kampus C Unair Surabaya, Senin (11/11).
Rektor Unair, Prof Nasih mengatakan, penghargaan tersebut diberikan kepada Khofifah karena dianggap sebagai alumnus Unair yang memiliki segudang prestasi di kancah nasional dan internasional, sehingga turut mengharumkan nama kampus dan civitas akademika Unair.
“Prestasi dan reputasi Khofifah sudah diakui secara nasional dan internasional. Bahkan Media massa asal Amerika Serikat Bloomberg menyebut Khofifah Indar Parawansa sebagai salah satu tokoh berpengaruh di Pemerintahan Jokowi – JK saat menjadi Menteri Sosial,” tuturnya.
Rektor mengungkapkan, Khofifah merupakan lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unair pada tahun 1990. Semasa di kampus, Khofifah dikenal sebagai mahasiswi yang gemar membaca, dan aktif di organisasi intra dan ekstra kampus. Setelah lulus, Khofifah mampu mengemban berbagai jabatan penting di negeri ini.
Di usia yang masih muda, lanjut dia, Khofifah mengemban amanah sebagai wakil rakyat di DPR RI, kemudian menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan RI kelima pada pemerintahan Presiden Gus Dur dan Wakil Presiden Megawati.
Lalu, pada masa pemerintahan Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla, Khofifah juga dipercaya menjabat sebagai Menteri Sosial RI. Kemudian, sejak Februari 2019 hingga sekarang, Khofifah terpilih sebagai Gubernur Jatim. “Khofifah pantas menerima penghargaan ini. Sumbangsihnya kepada negara sudah tidak diragukan lagi,” kata Rektor Prof Nasih.
Selain penghargaan kepada Khofifah, Unair juga memberikan penghargaan kategori Daerah dengan Kinerja Kesejahteraan Terbaik 2019, yaitu diraih oleh Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Banyuwangi.
Adapun penghargaan lainnya juga diberikan kepada dosen, koordinator program studi, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan alumni yang telah berhasil menunjukkan prestasi yang membanggakan.
Penganugerahan ini merupakan salah satu bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih dari civitas akademika, kepada mereka yang dengan kesungguhan dan ketekunan telah bekerja, dan mengabdi kepada almamater,” lanjutnya.
Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional RI, Prof. Bambang Permadi Brodjonegoro mengatakan, Dies Natalies ke-65 Unair ini digelar berdekatan dengan peringatan dengan Hari Pahlawan, yang jatuh pada 10 November lalu. Karena itu, hal ini harus dijadikan momentum untuk meneruskan perjuangan para pahlawan di era sekarang.
“Bukan berperan untuk memerdekaan, tapi kita berperan untuk mengisi kemerdekaan bangsa untuk menjadikan Indonesia maju dan mandiri, melalui penciptaan sumber daya manusia unggul, sehingga kita bisa berkontribusi untuk meraih cita-cita bangsa,” katanya.
Bambang menjelaskan, meskipun Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, namun Indonesia masih merupakan negara yang berstatus ekonomi dengan tingkatan perkapita yang masih rendah di antara negara –negara yang menjadi anggota G20.
“Pendapatan perkapita Indonesia tahun 2018 sekitar 3.300 USD, kemudian tingkat daya saing global hanya pada posisi ke-50, sedangkan dalam indeks inovasi global berada pada posisi ke-85,” jelasnya.
Oleh karena itu, Bambang meminta agar seluruh pihak, termasuk civitas akademika Unair untuk mendorong percepatan pembangunan, dengan meningkatkan SDM yang unggul dan maju. “Kita harus membangun Indonesia yang aktif, inovatif, dan produktif. Serta terus berinovasi guna mencari cara-cara baru untuk memajukan bangsa, dengan cara mengoptimalkan seluruh sumber daya yang kita punya,” tegasnya.
Ditambahkannya, inovasi tersebut tidak bisa dilaksanakan sendiri-sendiri, akan tetapi harus dilakukan melalui sinergi dan strategi yang tepat antara semua stakeholder, yaitu perguruan tinggi, pemerintah, pebisnis, pelaku, dan masyarakat. (ita)