Memudahkan pelaku UKM dan IKM Jatim dalam menjalankan usahanya menjadi upaya yang terus dilakukan Pemprov Jawa Timur. Kini, para pelaku UKM dan IKM yang membutuhkan bahan baku impor dipastikan akan lebih terbantu dan dimudahkan.
Ini lantaran salah satu BUMD Pemprov Jatim yaitu PT PWU bekerjasama dengan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) telah melakukan diversifikasi usaha dengan mendirikan Pusat Logistik Berikat (PLB).
“Diversifikasi pembangunan PLB di SIER yang pertama sudah mulai beroperasi hari ini yakni dengan adanya Pusat Logistik Berikat (PLB) di lahan seluas sekitar 5 hektar,” tukas Khofifah sapaan lekat Gubernur Jatim saat menerima audiensi dari direksi PT SIER di Kantor Gubernur Jatim, Rabu (17/7) sore.
Khofifah menjelaskan, dengan adanya PLB ini pelaku UKM dan IKM akan makin dimudahkan lantaran tak perlu mengimpor dan membayar kepabeaan secara langsung saat butuh bahan baku dari luar negeri. Melainkan melakukan pembayaran saat barang keluar dari PLB. Dan jumlahnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan pelaku usaha.
Ini lantaran PLB memungkinkan untuk dijadikan sebagai gudang barang impor. Sehingga para UKM dan IKM yang komponen produksinya berbahan baku impor dipersilahkan membayar kepabeaan saat barangnya keluar dari gudang.
“Para pengusaha UKM maupun IKM bisa memanfaatkan peluang ini karena mereka tidak harus mengimpor dan membayar di kepabeanan secara langsung, sehingga mereka bisa menyesuaikan sesuai kebutuhan mereka,” urainya.
Orang nomor satu di Jatim ini menambahkan, diversifikasi yang kedua yakni titik-titik di lini depan SIER juga akan diubah menjadi pusat perkantoran yang berstandart internasional. Dirinya berharap, desain pembangunannya harus diperhatikan seiring makin meningkatnya kebutuhan perkantoran modern.
Selain itu, juga bisa terkoneksi secara digital dengan berbagai jaringan bisnis dalam dan luar negeri. “Jadi kira-kira SIER akan menjadi pusat perdagangan yang lebih modern, kalau di Jakarta konsepnya seperti di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD),” jelas Khofifah.
“Desain arsitektur dan tata ruang SCBD menunjukkan kelasnya sebagai pusat bisnis bertaraf internasional. Oleh sebab itu saya meminta pembangunan perkantoran baru PT. SIER nanti bisa dibangun berkelas dunia sementara pengembangan industrinya lebih banyak dipusatkan di PIER,” pinta gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Industri Kulit di Magetan
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah juga mengajak pihak PT SIER ikut terlibat pengembangan industri kulit di Magetan. Termasuk pengelolan limbah di Lingkungan Industri Kulit (LIK) yang direncanakan dikembangkan menjadi kawasan industri kulit di Magetan. Apalagi, Direktur Utama PT SIER merupakan putra asli Magetan.
“Kebetulan Dirut SIER ini orang Magetan, pengolahan limbah SIER tercatat cukup bagus. Sehingga saya minta SIER dapat melakukan pendampingan baik dalam pengembangan industri kulitnya maupun dalam pengolahan limbanya.
Terkait hal ini, lanjut Khofifah, pihaknya telah mengusulkan kepada pihak Pemkab Magetan untuk menjadikan LIK milik Pemprov dan LIK milik pemkab tergabung dalam satu kawasan. Dengan demikian, akan terbentuk KIK dengan tetap memprioritaskan pelaku UKM dan IKM dimana pengolahan limbahnya akan terpusat dan memudahkan kontrol serta monitornya.
“Saya sudah meminta kepada pak Bupati untuk menyiapkan lahan, dan beliau sudah menyanggupi hal ini. Jika Kawasan Industri Kulit ini nanti bisa terbentuk maka tentu sangat mudah mengontrol pengolahan limbahnya,” tutur Khofifah yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Sosial pada Kabinet Kerja.
Selain itu, pemprov juga tengah mengembangkan SMK kulit di Magetan sehingga bisa menginisiasi desain-desain baru berbahan baku kulit. Pengembangan SMK Kulit ini menjadi penting, karena produk-produk kulit sudah masuk 5 besar komoditas ekpsor Jatim.
“Saat ini ekspor olahan kulit belum sampai ke bentuk produk jadinya, oleh sebab itu saya minta Dirut SIER dapat segera melakukan penjajakan,” pungkas Khofifah.
Direktur Utama PT SIER Fattah Hidayat menyambut baik tawaran gubernur terkait pengembangan Kawasan Industri Kulit (KIK) di Magetan. Pihaknya, akan segera melakukan survei bekerjasama dengan Pemprov dan Pemkab Magetan. Apalagi, pihaknya telah berpengalaman dalam hal pengolahan limbahnya terutama untuk menjaga lingkungan.
“Awalnya kami pasti akan studi dulu, dan nanti jika di Magetan sudah ada KIK maka SIER akan membantu pengolahan limbahnya. Harapannya hal ini bisa memberi manfaat bagi masyarakat sekitar khususnya untuk lingkungan,” urainya. (ita)