Menteri Pertanian (Andi Amran Sulaiman) bersama Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Sidarto Danusubroto, Selasa (22/8/2017) menghadiri Rapat ke-4 Persiapan Rembuk Nasional 2017 yang akan dihelat pada pertengahan September 2017.
Tujuan Rembuknas 2017 ini di antaranya yakni untuk memberikan masukan kepada pemerintah dan mengkomunikasikan kepada publik tentang apa yang sudah dan belum dilakukan selama 3 tahun serta mengkomunikasikan berbagai kendalanya.
Selain itu, untuk mengkomunikasikan kepada publik tentang berbagai terobosan yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan target pembangunan. Rembuknas 2017 ini pun diharapkan dapat melahirkan kebijakan untuk membangun daya saing bangsa dan percepatan pembangunan.
Tentang hal ini, Mentan Amran menyampaikan tentang program, capaian kebijakan pembangunan pertanian selama 3 tahun dan mimpi besar di masa yang akan datang. Berdasarkan peta jalan menuju lumbung pangan dunia pada 2045, Kementerian Pertanian telah menetapkan target pencapaian swasembada pangan.
Pertama, tahun 2016 telah dicapai swasembada padi, bawang merah dan cabai. Kedua, tahun 2017 ditargetkan swasembada jagung. Ketiga, tahun 2019 ditargetkan swasembada bawang putih dan gula konsumsi.
Keempat, ditargetkan swasembada kedelai tahun 2020. Kelima, tahun 2024 ditargetkan swasembada gula industri. Keenam, tahun 2026 ditargetkan swasembada daging sapi. Ketujuh, di tahun 2045 Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.
“Komoditas beras, bawang merah dan cabai kita sudah tidak impor mulai tahun 2016, jagung di tahun 2017 tidak ada impor dan di tahun 2017 kita ekspor bawang merah membalikan keadaan ke Thailand dan tingkatkan ekspor ke beberapa negara Asia Tenggara. Tahun 2019 kita targetkan swasembada bawang putih bahkan kedelai kita optimis bisa diwujudkan tahun 2019,” papar Amran.
Selain itu, Amran mengungkapkan mulai tahun 2017 ini Kementan tertekad akan mengembalikan kejayaan rempah Indonesia yang dulu menguasai pasar dunia seperti pala, kopi, cengkeh dan lada. Komoditas kopi saat ini berada di peringkat 4 dunia, sehingga akan diupayakan minimal berada di peringkat 2 dunia.
“Kita optimis bisa wujudkan. Tahun ini kita mulai kerjakan beri bantuan paket komplit secara gratis, anggaran disiapkan Rp 5,5 triliun untuk komoditas hortikultura dan perkebunan. Kemarin Deputi Perdana Menteri Uzbekistan diperintahkan langsung Presiden nya berkunjung ke Kementan. Mereka ingin mencontoh Indonesia yang berhasil swasembada beras, jagung, cabai dan bawang merah,” ujarnya.
Anggota Watimpres, Sidarto Danusubroto mengapresiasi tentang capaian Kementan selama 3 tahun di atas. Bahkan, menurutnya, upaya Kementan dalam memberantas mafia pangan dan menyediakan pangan strategis dengan harga stabil merupakan upaya yang bagus dalam mengimplementasikan nawa cita Jokowi-JK.
“Saya apresiasi apa yang dilakukan Mentan selama 3 tahun, mewujudkan swasembada pangan dan melawan mafia pangan. Presiden memiliki konsen untuk memberantas mafia di semua bidang khususnya masalah pangan. Tidak boleh lagi ada celah yang dikuasai mafia,” tegasnya. (sak)