Presiden Joko Widodo ternyata sempat berbicara dengan anggota Paskibraka yang bertugas membawa bendera Merah Putih saat Upacara Penurunan Bendera Merah Putih, di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8) sore.
“Ruth ini ambil bendera apa dengan bakinya? Saya ingat-ingat kelihatannya dengan baki kuningnya, Ruth bisik-bisik ke saya, Bapak hanya benderanya saja, ya saya ganti,” kata Presiden Jokowi mengungkap pembicaraannya dengan berbisik dengan Ruth Cheline Eglesya Purba, siswi SMA Negeri 2 Binjai, Sumut, saat bersilaturahim dengan Teladan Nasional dan para pendukung acara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 Kemerdekaan RI, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/8) sore.
Presiden yakin saat berbisik dengan Ruth itu tidak ada yang dengar, termasu Wakil Presiden Jusuf Kalla yang pada upacara penurunan bendera itu ada di sampingnya.
“Tidak ada yang tahu. Kalau ada yang tahu silakan maju. Pak Wapres yang deket saja tidak tahu, apa lagi yang lain,” ujar Presiden.
Itulah sebabnya, tutur Jokowi, perlunya gladi latihan ini 1 bulan kemudian diulang-ulang, sehingga kemarin betul pelaksanaan upacara Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI maupun Penurunan Bendera Merah Putih terlihat alhamdulihah berjalan dengan baik.
“Nah saya yang tidak di gladi kan sudah setahun yang lalu kan lupa kan. Tapi untungnya tidak ada yang tahu, pak Wapres yang ada di dekat saya saja tidak tahu,” sambung Presiden yang disambut senyum peserta silaturahim.
Menurut Presiden Jokowi, mereka yang terpilih sebagai anggota Paskibraka telah melalui seleksi berjenjang yang cukup panjang. Mulai dari seleksi di Kabupaten Kota, naik ke Provinsi, naik lagi, artinya 1 Provinsi.
“Coba hitung dari berapa orang hingga muncul dua, bisa 60 kayak Jawa Tengah kan Kabupatennya banyak bisa 70an misalnya. Yang punya Kabupaten banyak berarti kan kompetisinya semakin bersaingnya semakin ketat tetapi itulah dunia memang harus bersaing dan harus berkompetisi, siapa yang muncul terbaik itulah yang dipilih,” tutur Kepala Negara.
Negara pun, sambung Kepala Negara, juga berkompetisi dengan negara lain. Semua harus ingat itu, jangan dipikir negara ini tidak bersaing dengan negara lain. Dan yang bisa bekerja dengan cepat, bisa berprestasi dengan baik, itulah yang mendapatkan dari internasional.
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi meminta kepada para teladan dan anggota Paskibraka agar jangan takut bersaing. Bersaing dalam semua hal, misalnya kemudahan berusaha easy doing businness, bersaing kita dari 180 negara, ranking masih di angka 91. “Ya tidak jelek-jelek amat tapi buat saya masih kurang. Masih jauh kalau 91 rankingnya. Kemudian ranking apalagi,” ujarnya.
Kalau yang terakhir, lanjut Presiden, bagus. Ranking untuk kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya ini wajib ditepuk tangani, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya kita ini di-ranking ini survei oleh OECD, ranking kita nomor 1. “Biasanya yang pegang nomor 1 itu Swiss, negara-negara Eropa, ini nomor 1 Indonesia, ke-2 Swiss, ke-3 India, Luksemburg,” ungkapnya.
Kemudian ranking untuk investasi, menariknya sebuah negara untuk investasi, menurut Presiden, yang melakukan penilaian adalah United Nation on Conference of Trade and Development, kita berada pada ranking ke-4. Ini juga sudah sangat baik dari 8 meloncat ke-4.
Itulah yang namanya kompetisi antar negara, lanjut Jokowi, sama seperti ranking dari, bertarung dari tingkat Kabupaten Kota, bertarung lagi di tingkat Provinsi kemudian bisa dikirim jadi Paskibraka nasional.
“Ini bukan sesuatu yang mudah, sangat sulit bersaing seperti ini saya tahu. Jadi kalau kemarin semua dilaksanakan denga lancar baik dan mendekati kesempurnaan ya saya kira itulah berkat latihan-latihan yang diberikan oleh instruktur kepada anak-anak, dan saya tidak mendengar sesuatu yang tidak baik, alhamdulilah semua berjalan dengan baik,” pungkas Jokowi.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (sak)