Jokowi Siaga Pasca Gempa Donggala
PEMERINTAHAN PERISTIWA

Jokowi Siaga Pasca Gempa Donggala

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan duka cita atas terjadinya gempa dan tsunami yang terjadi di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah, dan sekitarnya, pada Jumat (28/9) petang.

Untuk penanganan pasca gempa, Presiden Jokowi telah memerintahkan Menko Polhukam untuk mengoordinasikannya.

Jokowi mengaku sudah mendapatkan informasi mengenai gempa dan tsunami itu dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), meskipun informasi itu belum semuanya ada karena memang sulit untuk bertelepon ke sana.

“Saya tadi juga mencoba menghubungi Gubernur, sejak sore tadi juga tidak bisa sambung karena memang kelihatannya komunikasi terganggu,” kata Jokowi di Solo, Jumat (28/9) malam.

Namun demikian, Presiden memerintahkan Menko Polhukam untuk mengoordinasikan, baik BNPB, Panglima TNI untuk bersama-sama menangani, terutama yang berkaitan dengan penanganan darurat, baik pencarian korban, evakuasi, dan menyiapkan kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan.

“Kita harapkan besok kita akan mendapatkan laporan dan informasi yang lebih detail karena memang semuanya belum sampai ke sana, para menteri, Kepala BNPB, tapi menuju ke sana dan akan kita tunggu sampai besok pagi kira-kira lapangannya seperti apa,” ujar Jokowi.

Terkait dengan rencana dirinya mengunjungi lokasi gempa, Jokowi menegaskan, setiap menit, setiap jam dirinya selalu mengikuti peristiwa yang terjadi dari sini. “Saya berharap setelah mendapatkan nanti penjelasan secara penuh baru menentukan rencana,” ucapnya.

Kepala Negara meminta seluruh masyarakat terutama yang berada di Donggala, Palu dan sekitarnya agar tetap tenang tetapi juga tetap waspada. “Kita berharap ini segera bisa diselesaikan bersama-sama,” pungkasnya.

Secara terpisah Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam siaran persnya mengumumkan, gempa bumi tektonik telah terjadi di Kabupaten Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02.44 WIB dengan magnitudo 7,4, kedalaman 11 kilometer (km). Sementara di Palu dengan magnitudo 5,9 km dengan kedalaman 10 km terjadi pukul 17.25.07 WIB.

Beberapa gempa sebenarnya telah terjadi di Donggala sejak pukul 14.00 WIB dengan magnitudo bervariasi, ada yang 5,9; 5.0; 5,3; dan lain-lain.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya Jumat (28/9) malam menyampaikan, gempa tsunami menimbulkan korban jiwa.

“Laporan sementara, terdapat beberapa korban yang meninggal karena tertimpa bangunan roboh,” ujar Sutopo seraya menambahkan, tsunami juga menerjang beberapa permukiman dan bangunan yang ada di pantai. Ia menegaskan bahwa jumlah korban dan dampaknya masih dalam pendataan.

Menurut Sutopo, petugas BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, dan relawan saat ini telah melakukan evakuasi dan pertolongan pada korban. Ia juga menambahkan bahwa korban yang luka-luka ditangani oleh petugas kesehatan dan penanganan darurat terus dilakukan.

Namun, lanjut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB itu, kondisi listrik padam menyebabkan jaringan komunikasi di Donggala dan sekitarnya tidak dapat beroperasi karena pasokan listrik PLN putus. “Terdapat 276 base station yang tidak dapat dapat digunakan,” ungkapnya.

Sementara operator komunikasi terus berusaha memulihkan pasokan listrik secara darurat. Selain itu, lanjut Sutopo, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah melakukan langkah-langkah penanganan untuk memulihkan komunikasi yang putus tersebut.

Sutopo juga menyampaikan, bahwa Kepala BNPB Willem Rampangiley bersama pejabat BNPB berangkat ke Palu pada Jumat (28/9) malam melalui Makassar kemudian melanjutkan ke Kota Palu dan Donggala menggunakan helicopter.

“Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu ditutup dari Jumat (28/9) pukul 19.26 WITA hingga Sabtu (29/9) pukul 19.20 WITA,” kata Sutopo.

Namun Sutopo memastikan, Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah bergerak menuju Donggala melalui Balikpapan. Dari Balikpapan, Tim Reaksi Cepat BNPB terbang ke Donggala menggunakan helicopter water bombing yang ada di Balikpapan. Tim ini juga membawa peralatan komunikasi satelit dan peralatan lainnya.

Sutopo juga menyampaikan, bahwa TNI akan mengerahkan pasukan untuk membantu penanganan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Doggala. TNI menggerakan 7 SSK dari Yonkes, Yonzipur, Yonif, dan Yonzikon menggunakan 2 pesawat Hercules C-130.

Adapun Basarnas, lanjut Sutopo, akan menggerakan 30 personil beserta peralatan menggunakan pesawat Hercules. Polri juga akan menggerakkan personil dan peralatan untuk memberikan dukungan penanganan darurat.

Menurut Sutopo, komunikasi yang lumpuh saat ini menyebabkan kesulitan untuk koordinasi dan pelaporan dengan daerah. Kondisi listrik padam juga menyebabkan gelap gulita di Palu dan Donggala. Sementara gempa susulan masih terus berlangsung. (sak)