Presiden RI Joko Widodo mengharapkan Masjid Istiqlal dapat menjadi sarana pemerdayaan umat. Hal tersebut diungkapkannya saat peresmian renovasi Masjid Istiqlal, pekan lalu di Jakarta.
“Saya berharap Masjid Istiqlal bukan hanya megah secara fisik, tetapi jauh dari itu sebagai sarana untuk meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Swt., tempat pemberdayaan umat, dan sebagai pelopor dakwah bil hal moderasi muslim dunia,” ujarnya.
Berada di negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, imbuh Presiden, Masjid Istiqlal harus menjadi contoh dari masjid-masjid negara lain di dunia dalam mengembangkan syiar Islam yang menyejukkan serta membangun toleransi dan perdamaian.
Kepala Negara pun berpesan kepada Imam Besar Masjid Istiqlal dan juga Badan Pengelola agar menjaga masjid tersebut sehingga tetap indah, bersih, dan menjadi tempat yang nyaman bagi umat muslim untuk melakukan berbagai aktivitas keagamaan lainnya.
“Dan yang tidak kalah pentingnya, mengembangkan program dan kegiatan yang kreatif sehingga Masjid Istiqlal semakin ramai, semakin makmur, dan didatangi umat yang sebanyak-banyaknya,” ujarnya.
Kepada para pengguna masjid, ia berpesan agar tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi ini. “Mengingat penyebaran pandemi COVID-19 masih terjadi di tengah kita, saya mengajak umat Islam yang menggunakan Masjid Istiqlal baik untuk beribadah maupun untuk kegiatan lain untuk tetap mematuhi dan menerapkan dengan disiplin protokol kesehatan dengan ketat,” imbuhnya.
Renovasi tersebut merupakan renovasi yang pertama sejak 42 tahun yang lalu dan menelan biaya sebesar Rp511 miliar dari APBN. Kepala Negara menilai setelah direnovasi Masjid Istiqlal berubah total dan tampak seperti baru kembali. “Lanskapnya ditata ulang menjadi indah dan semakin kelihatan tertata rapi. Lantainya juga saya lihat sudah tiga kali, lebih berkilau. Tata cahayanya juga diganti, sangat modern dan indah. Sungai yang membelah Istiqlal juga semakin bersih dan rapi,” nilainya.
Presiden menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang telah merenovasi Masjid dengan tidak hanya memaksimalkan fungsi masjid sebagai tempat ibadah tetapi juga memperhatikan aspek arsitektur, seni, dan estetika. “Dan yang tidak kalah penting tetap mempertahankan pada kaidah-kaidah cagar budaya bangunan masjid, ini sangat penting,” pungkasnya
Diingatkan Presiden, masjid ini didirikan sebagai ungkapan rasa syukur atas kemerdekaan bangsa Indonesia. “Semangat ini jelas terekam pada tahun 1953, ketika para tokoh umat Islam berkumpul untuk mencetuskan ide mendirikan sebuah masjid sebagai simbol kemerdekaan Republik Indonesia, dan juga telah disepakati namanya ‘Istiqlal’ sebagai nama masjid yang dalam bahasa Arab memiliki arti kemerdekaan,” pungkasnya.
Usai memberikan sambutan, Presiden memukul bedug sekaligus menandatangani prasasti sebagai tanda peresmian renovasi. Dalam kegiatan ini Presiden didampingi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menag Yaqut Cholil Qoumas, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar beserta Badan Pengelola Masjid Istiqla Usai peresmian, Presiden langsung menuju ke dalam masjid untuk melaksanakan salat Magrib berjamaah. (sak)