Terkait dengan adanya kontestasi politik pada tahun depan, yaitu pemilihan gubernur dan pemilihan bupati/wali kota, Presiden Joko Widodo meminta kepada semua pihak agar menjaga ketenangan, ketenteraman di kota dan kabupaten masing-masing.
“Jangan sampai kita ini gampang dikipas-kipas dipanas-panasi. Kita ini saudara semuanya, saudara se-Provinsi Jawa Tengah, saudara sebangsa dan setanah air. Jangan sampai ada yang gampang dipanas-panasi,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat, yang diselenggarakan di Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Senin (9/10) siang.
Presiden mengingatkan, bahwa kontestasi politik itu hanya lima tahun sekali. Karena itu, ia meminta jangan sampai grejegan (konflik) dengan tetangga gara-gara pilihan gubernur, pilihan bupati, pilhan wali kota.
“Harusnya tetep rukun dengan dengan tetangga. Harus tetap rukun dengan antar kampung, harus tetap rukun dengan saudara dan teman-temannya. Coblos. Sudah. Jangan sampai kita ini sebagai bangsa besar nanti terpecah gara-gara urusan politik,” tutur Jokowi.
Menurut Kepala Negara, bangsa kita ini besar dan bermacam-macam. Beda suku, beda agama, beda bahasa daerah. Saat dirinya bertanya ke Duta Besar Singapura hanya ada 4 (empat) suku di Singapura, 4. Negara kita 714. Afghanistan, ada 7.
“Kita 714 suku. Ini negara besar, tapi hati-hati jangan sampai ada gesekan diantara kita, ada sengketa, ada pertikaian diantara kita. Kita jaga ketenangan, kesejukan, persatuan, persaudaraan di antara kita,” pesan Presiden seraya menambahkan, dirinya perlu mengingatkan ini karena setiap 5 (lima) tahun kita dengan kontestasi politik.
“Pilihan bupati, pilihan wali kota, pilihan gubernur, pilihan presiden. Itu ya sudah, milih. Pilih pemimpin-pemimpin kita yang paling baik. Tapi jangan sampai grejegan dengan antar, dengan antar kampung, jangan. Saya titip,” tegas Jokowi seraya menambahkan, kalau sudah gesekan itu membetulkannya kembali sangat sulit.
Untuk itu, Jokowi mengajak semua pihak untuk menjaga bersama, jangan sampai kita gampang dikipas-kipasi, dikompor-kompori ada kabar di media sosial yang negatif-negatif. “Enggak, jangan. Jangan gampang terpengaruh oleh hal-hal seperti itu,” tutur Presiden. (sak)