Jokowi Berbaju Adat Peringati Pancasila
PEMERINTAHAN PERISTIWA

Jokowi Berbaju Adat Peringati Pancasila

Dengan mengenakan baju adat Jawa lengkap dengan beskapnya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menjadi inspektur pada Upacara Hari Lahir Pancasila, di Halaman Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (1/6) pagi.

Selain Presiden Jokowi, pejabat negara yang hadir dalam upacara tersebut juga mengenakan baju adat, diantaranya Ketua MPR Zulkifli Hasan dengan baju adat Palembang, Ketua DPR Bambang Soesatyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memakai baju adat senada yaitu Betawi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung baju adat Jawa, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang menggunakan baju adat Tidore.

Upacara dimulai pukul 08.00 WIB diawali dengan parade dari siswa-siswi SD, SMP, SMA, Pramuka, Organisasi Mahasiswa, Polri, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Darat. Selanjutnya Pembacaan teks Pancasila oleh Ketua MPR RI Zukifli Hasan.

Acara dilanjutkan dengan Pembacaan UUD 1945 oleh Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Amanat Inspektur Upacara dan Pembacaan doa oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Upacara berakhir pukul 09.00 WIB dengan persembahan lagu lagu Paduan Suara Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Dalam Upacara ini diserahkan juga hadiah Lomba Kreasi Pancasila yang diadakan Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) oleh Ketua Dewan Pengarah BPIP Hj. Megawati Soekarnoputri.

Jokowi dalam piadtonya mengatakan, Pancasila adalah berkah yang indah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kita, melalui perenungan, pergulatan pemikiran, dan kejernihan batin para founding fathers Indonesia.

“Pancasila berperan sebagai falsafah dan dasar negara yang kokoh, yang menjadi pondasi dibangunnya Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” kata Jokowi.

Adalah tugas dan tanggung jawab kita, tegas Jokowi, untuk memastikan bahwa Pancasila selalu hadir dalam setiap sudut kehidupan serta hati dan pikiran.

Pada peringatan Hari Lahir Pancasila di tahun 2018 ini, Presiden menegaskan pentingnya bangsa Indonesia meneguhkan semangat untuk bersatu, berbagi, dan berprestasi.

Sebagai bangsa yang majemuk yang terdiri atas 714 suku dengan lebih dari 1.100 bahasa lokal yang hidup di lebih dari 17.000 pulau, menurut Kepala Negara, semangat persatuan merupakan pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kita harus terus menerus bersatu memperkokoh semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus bersatu dalam upaya kita untuk menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar, dan bangsa pemimpin,” ujar Kepala Negara.

Sementara semangat berbagi antar anak bangsa untuk kesejahteraan dan kemajuan bersama, lanjut Kepala Negara, juga merupakan sebuah keharusan.

“Kita harus berbagi dengan memperkuat etos kepedulian, welas asih, dan saling menghargai dengan penuh empati,” kata Kepala Negara seraya menambahkan, bulan suci Ramadan yang penuh berkah ini harus kita manfaatkan sebagai momentum untuk memperkuat etos peduli dan berbagi.

“Semangat gotong royong yang merupakan budaya luhur bangsa harus terus kita pupuk sebagai sumber energi besar Indonesia untuk menggapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat,” tegas Jokowi.

Dengan modal semangat dan energi kebersamaan, Jokowi meyakini, Indonesia akan mampu berprestasi untuk memenangkan kompetisi. Ia meminta segenap elemen bangsa harus percaya diri dan berani bersaing dalam kehidupan dunia yang semakin terbuka dan kompetitif.

“Kita harus memperkokoh kekuatan kolektif bangsa dan tidak boleh menghambur-hamburkan energi dalam perselisihan dan perpecahan. Kita harus melakukan lompatan besar untuk meningkatkan kualitas sumber daya yang unggul dan tangguh,” tegas Presiden.

Kepala Negara meyakini, semangat berprestasi itu tertanam kuat di dada para atlet Indonesia untuk mengibarkan bendera merah putih di Asian Games dan Asian Paragames yang diselenggarakan tahun ini.

“Saya yakin semangat berprestasi ini juga membara di seluruh lapisan masyarakat dan di seluruh jenis profesi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju, negeri yang baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur,” ujar Kepala Negara.

Kepala Negara mengajak masyarakat agar Peringatan Hari Lahir Pancasila di setiap tanggal 1 Juni ini dimanfaatkan sebagai momen pengingat, momen pemacu, dan momen aktualisasi nilai-niai Pancasila.

“Marilah kita terus amalkan warisan mulia para founding fathers ini untuk kemajuan bangsa, dan sekaligus juga menjadi sumbangsih Indonesia kepada masyarakat dunia,” seru Kepala Negara. (sak)