Menpar Arief Yahya didampingi Presiden Jember Fashion Carnaval (JFC) Dynand Fariz dan Bupati Jember Faida, resmi me-launching Event JFC 2018 bertema ASIALIGHT di Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata, Selasa (17/4) malam.
Event JFC 2018 yang diselenggarakan untuk ke 17 kali, layak masuk dalam Top-3 Calender of Event (CoE) 2018, mengingat prestasi dan konsitensi penyelenggaran event karnaval.
Dari top-3 CoE 2018 yang ditetapkan oleh Tim Kurator Kementerian Pariwisata, JFC akan bersanding dengan event Pesta Kesenian Bali (PKB) yang penyelenggaraannya memasuki tahun ke-40.
Launching JFC 2018 dimeriahkan penampilan 10 Defile. Tema ASIALIGHT, diekspresikan pada costume defile yang mewakili kostum berbagai negara di Benua Asia. Mulai dari defile dengan tema Kujang yang menjadi Pusaka Nusantara.
Arief Yahya mengatakan, JFC masuk dalam Top-10 event nasional dari 100 CoE 2018 yang berlangsung satu tahun penuh di 34 provinsi di Indonesia.
Kriteria sebagai Top-3 CoE sudah dimiliki JFC, diantaranya konsistensi penyelenggaraan event, unsur kreativitas yang original, maupun nilai komersialnya semakin meningkat.
“JFC sebagai industri kreatif (creative industry) harus mengedepankan dua nilai; cultural value dan commercial value (financial value). Saya menyarankan fashion dari JFC diinkubasi oleh Badan Ekonomi Kreatif untuk menaikan commercial value sehingga JFC menjadi event maju dan sustain,” kata Arief Yahya.
Menurutnya, dalam industri kreatif (creative industry) kontribusi terbesar dalam menghasilkan devisa adalah kuliner sekitar 40% dan fashion 20%, sehingga sangat terbuka lebar bila fashion JFC menjadi kontribusi terbesar untuk commercial value. “Jangan malu untuk menggarap commercial value ini,” ungkap Menpar.
“Bangsa ini bisa bersaing hanya di culture industry. Di pertanian saya ragu-ragu. Di Manufacturing kita kalah, yang kemungkinan akan menang itu di Cultural Industry,” pungkasnya.
Bupati Jember Faida mengatakan event JFC telah mengangkat Jember menjadi Kota Karnaval Dunia. Event pariwisata ini telah mengangkat perekonomian masyarakat atau ekonomi kerakyatan.
“Penyelenggaraan JFC tahun ini akan mempersiapkan 2.000 becak karnaval serta 1.000 rombong (gerobak makanan) pariwisata, untuk menggerakan ekonomi rakyat. JFC juga mengangkat sektor unggulan lain di Jember yang kini dikenal dengan 5 C (Carnival, Cafe, Chocolate, Cigarate, dan Coffee).” jelas Bupati Jember.
Presiden JFC Dynand Fariz mengharapkan agar JFC semakin berkibar dan menjadi event carnival kelas dunia dan menempati ranking pertama dunia.
“Bila saat ini berada di ranking-3 setelah Amerika Serikat dan Brazil, kedepan kita ingin menjadi nomor satu,” kata Dynand Fariz seraya mengatakan, kekuatan kreativitas yang melibat semua element masyarakat menjadi keunggulan JFC sehingga semakin mendunia membawa harum nama Indonesia.
Dynand Fariz mengatakan, di edisi ke-17 ini, karnaval fashion pertama di jalan raya dengan catwalk sepanjang 3,6 kilometer ini akan menampilkan ribuan kostum. Para peraganya mulai dari anak-anak, dewasa, dan hewan peliharaan.
Dynan menambahkan, JFC-17 lebih istimewa. Karena menjadi bagian untuk mempromosikan dan menyemarakan pesta olahraga Asian Games 2018.
“Kemeriahan JFC-17 yang mengangkat ASIALIGHT (Cahaya Asia) berdekatan dengan tagline Asia Games 2018, yaitu ‘Energy of Asia’. JFC akan menjadi promosi yang efektif untuk pesta olahraga terbesar di Asia tersebut,” ujarnya.
Penyelenggaraan JFC ke-17 yang mengangkat tema ‘ASIALIGHT (Cahaya Asia) akan berlangsung di Jember pada 7 hingga 12 Agustus 2018, dimeriahkan rangkaian acara.
Antara lain Opening JFC International Event (7 Agustus 2018); Pets Carnival (8 Agustus 2018); JFC International Conference (9 Agustus 2018); JFC International Exhibition (9–12 Agustus 2018); JFC Kids Carnival (10 Agustus 2018); JFC Rhythm Artwear Carnival (11 Agustus 2018); dan Wonderful Archipelago Carnival Indonesia (waci) pada 12 Agustus 2018. (sak)