Guna meningkatkan keterampilan dan daya saing sumber daya manusia (SDM) di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI.
Kolaborasi yang disampaikan dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan secara hybrid (daring dan luring) di Ruang Rapat Pimpinan Gedung Rektorat ITS, pekan lalu itu membentuk program dan pelatihan untuk menyongsong revolusi industri 4.0.
Kepala Badan Litbang SDM Kemenkominfo Hary Budiarto memperkenalkan salah satu pelatihan yang mereka miliki, yaitu Fresh Graduate Academy (FGA).
Pelatihan ini ditujukan bagi lulusan baru di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Selain memberikan sertifikasi bagi para lulusan baru untuk terjun ke dunia kerja, Kemenkominfo juga turut bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan global seperti Microsoft dalam pelatihan tersebut.
Selain FGA, imbuh Hary, ada pula Tematik Academy yang menyasar kepada masyarakat tertentu seperti kaum imigran dan difabel dalam memecahkan permasalahan berbasis TIK. Sedangkan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) terdapat pelatihan kepemimpinan dan manajerial berbasis digital.
“Sehingga tenaga kerja pemerintahan memiliki wawasan yang lebih terbuka terhadap teknologi di bidang-bidang tempat mereka bekerja,” tutur Hary lebih lanjut.
Tahun ini, kolaborasi ITS dengan Kemenkominfo terus berlanjut dan berekspansi. Salah satunya, berupa pelatihan yang diberikan pada masyarakat akan lebih meluas dan bervariasi.
Hal tersebut merupakan wujud nyata ITS dan Kemenkominfo dalam memenuhi kebutuhan dunia kerja Indonesia akan keterampilan bidang TIK yang terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini penting dilakukan lantaran tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Timur saja meningkat akibat pandemi Covid-19.
Menurut Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT, program pelatihan Kemenkominfo ini diharapkan dapat selaras dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
“Sehingga tidak hanya masyarakat tertentu, alumni, dan ASN saja yang dapat berpartisipasi dalam pelatihan ini, melainkan mahasiswa aktif juga,” ungkap guru besar Teknik Elektro ITS ini.
Dijelaskan Adi, sikronisasi pelatihan Kemenkominfo dengan kebijakan MBKM tersebut dapat berupa Kuliah Kerja Nyata (KKN). Yaitu dengan memberikan ketrampilan digital bagi masyarakat maupun menciptakan inovasi berbasis Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan dalam mewujudkan Kota Pintar (Smart City).
Selain itu, program ini juga memberikan beasiswa pelatihan softskill dan hardskill bagi mahasiswa berprestasi baik di bidang akademik maupun nonakademik.
Sementara itu, ITS juga berencana mengusulkan beberapa proposal untuk menyukseskan kerja sama ini. Terutama dalam hal pendanaan beasiswa S2 bagi tenaga kerja pemerintahan dan Kemenkominfo, kerja sama kurikulum ITS dengan kampus lain, serta KKN tematik bagi mahasiswa dan dosen.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng optimistis bahwa dengan kualitas dosen di Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS yang sudah teruji dan kompatibel, dapat menyukseskan program pelatihan Kemenkominfo pada tahun ini dengan lebih baik lagi.
Beliau berharap bahwa kolaborasi ITS dengan Kemenkominfo dalam menyiapkan SDM Indonesia ke era revolusi industri 4.0 dapat terus berlanjut. “ITS siap dalam menyukseskan program ini dan berharap program ini dapat terus berlanjut, meluas, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia,” pungkas guru besar Teknik Elektro tersebut dengan penuh harap. (ita)