Inovasi Permen Jelly Ramah Diabetes
KOMUNITAS PERISTIWA

Inovasi Permen Jelly Ramah Diabetes

Menyoal tingginya angka diabetes pada anak di Indonesia, mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) usung inovasi permen jelly ramah diabetes dari rumput laut dan stevia. Inovasi tersebut ia bawa di ajang kompetisi Komunitas Mahasiswa Muslim Unggul Indonesia (KAMMUI).

Tim yang beranggotakan empat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis yaitu Agam Rosi Lubis, Muhammad Taufiq Hidayat, Dwi Wahyulia Putri, Yulianing Nafisah dan satu mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Rehan Fitrianto. Inovasi yang bernama nama Gummy Joy itu berhasil meraih juara II dalam kompetisi Business Plan Nasional, Senin (02/12) lalu.

Rehan Fitrianto menjelaskan bahwa pasar inovasi permen jelly itu menarget anak kecil. Anak-anak cenderung menyukai permen jelly yang manis sebagai camilan. Selain itu, bentuk permen jelly akan lebih menarik bagi anak-anak.

“Dalam permen ini kami menggunakan pemanis dari daun stevia yang mana memiliki rasa manis yang tidak berbeda dengan gula biasa. Namun, memiliki 0 kalori dan tidak mengandung glukosa sehingga permen ini ramah penderita diabetes yang mana karbohidrat dapat meningkatkan gula darah,” ungkapnya.

Pemilihan bahan dasar rumput laut untuk permen jelly juga mempertimbangkan kandungan pada rumput laut yang kaya antioksidan sehingga dapat melawan radikal bebas serta membantu menjaga daya tahan tubuh anak. Rumput laut juga mengandung protein yang baik untuk membantu pertumbuhan anak.

Rehan mengatakan bahwa target pasar untuk produk gummy joy menyasar anak-anak. Secara harga, lanjutnya, produknya dapat bersaing dengan produk permen jelly lainnya. Selain itu, penggunaan pemanis stevia memberikan keunggulan lebih bagi produk ini di mata konsumen.

“Produk kami memiliki harga yang lebih terjangkau, yang mana per 200 gram dengan harga 30.000 rupiah yang mana banyak kompetitor menjual produknya dengan harga yang lebih tinggi. Selain pemanis stevia, kami juga menggunakan perasa dari ekstrak buah alami tanpa bahan perasa sintetis” ungkapnya.

Rehan menambahkan bahwa saat ini produk gummy joy masih diproduksi dalam skala kecil. Harapannya, apabila mendapatkan kerja sama dengan stakeholder maka skala produksi akan lebih besar dan harga jual dapat ditekan. Sehingga, pasarnya menjadi lebih luas dan menjangkau lebih banyak konsumen. (ita)