Isu pencemaran lingkungan karena sampah plastik saat ini menjadi permasalahan yang tengah diupayakan penyelesaiannya oleh banyak pihak. Menghadapi kondisi tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai Smart Eco Campus pun menghadirkan sebuah inovasi berupa gagasan tentang pengolahan sampah botol plastik menjadi barang multiguna.
Ketua tim ITS 3R selaku penggagas inovasi, Rio Tria Hardhitya SST mengungkapkan, timnya telah melakukan analisis sebelumnhya.
Dari analisis tersebut diketahui bahwa banyaknya kegiatan di lingkungan kampus telah menyebabkan adanya tumpukan sampah botol plastik. Hal ini lantaran sebagian besar dari kegiatan tersebut juga disediakan air minum kemasan dengan jumlah yang tidak sedikit.
Berdasarkan temuan tersebut, tim yang juga beranggotakan Rachmawati dan Ricky Asrul Sani AMd ini meluncurkan inovasi berupa gagasan pengolahan sampah botol plastik. Gagasan ini turut didasari dengan penilaian tim bahwa ada dampak berbahaya yang mengintai dari sampah tersebut.
“Keberadaan air minum kemasan juga memiliki potensi bahaya di samping keuntungan finansialnya,” tambah Rio.
Mencoba memberikan solusi masalah tersebut, gagasan tim ITS 3R yaitu berupa pengolahan sampah botol plastik menjadi barang multiguna dilakukan melalui serangkaian tahap daur ulang.
Dalam hal ini, sampah botol plastik akan dibersihkan dengan proses pencucian dan pengeringan. Setelah itu, sampah yang telah dipastikan bersih akan melalui proses pencacahan oleh mesin pencacah yang menghasilkan potongan sampah berukuran kecil.
Selanjutnya Rio menjelaskan, potongan sampah tersebut dicetak menjadi papan plastik melalui proses pelelehan di dalam oven. Nantinya papan ini dapat dibuat menjadi barang multiguna seperti meja, kursi, cinderamata, dan barang-barang berguna lainnya.
“Jadi sampah dapat dipakai kembali dengan bentuk baru yang lebih berguna melalui pengolahan,” ungkap tenaga kependidikan (tendik) dari Departemen Teknologi Informasi ITS tersebut.
Sebelumnya, tim ITS 3R telah menghitung potensi jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan di lingkungan kampus ke dalam tabel perhitungan sederhana.
Dihitung melalui 16 kegiatan dari skala kecil, menengah, hingga besar, tim mendapati bahwa total sampah botol plastik yang dihasilkan dapat mencapai angka 424 kilogram. “Angka yang besar ini juga menunjukkan besarnya dampak yang dapat ditimbulkan,” imbuh Rio.
Temuan ini semakin mendorong terwujudnya gagasan yang telah dirancang sejak tahun 2023 tersebut. Tim ITS 3R menilai bahwa sampah botol plastik baik dalam jumlah kecil maupun besar dapat menimbulkan dampak dan risiko berantai.
Botol plastik yang tidak diolah dengan tepat dapat mencemari lingkungan dan membuat ekosistem di bumi menjadi terganggu serta tidak stabil. Sehingga terjadi dampak paling buruk yaitu perubahan iklim yang disebabkan adanya degradasi plastik.
Berdasarkan rencana yang telah dibuat, tim ITS 3R ini akan mengumpulkan sampah botol plastik dari unit-unit kampus penyelenggara kegiatan.
Unit-unit tersebut dapat meminta pengambilan sampah botol plastik melalui layanan aplikasi yang akan dirancang ataupun pesan Whatsapp dengan minimal jumlah botol sebanyak 200 buah. “Nantinya sampah botol plastik yang didapat akan diolah sesuai tahap pengolahan yang ditetapkan,” jelas Rio.
Berkat gagasannya ini, tim ITS 3R pun telah berhasil meraih juara III kategori Masyarakat di ajang Inovboyo 2024 hasil gelaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, pekan lalu. Rio mengatakan, dengan gagasan timnya ini diharapkan dapat menghadirkan keberlanjutan dan dampak positif untuk lingkungan hidup di sekitar.
“Kami juga berharap adanya dukungan dan keikutsertaan sivitas akademika di kampus untuk mewujudkan dampak baik gagasan ini,” tutup Rio penuh harap. (ita)