Kendati keberadaan BUMD-BUMD yang dimiliki pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi Jawa Timur sudah ada yang berusia puluhan tahun. Namun baru kali pertama di era kepemimpinan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Pemprov Jatim menggelar BUMD Jatim Award 2019.
Kegiatan yang diinisiasi Biro Administrasi Perekonomian Sekdaprov Jatim ini dilaksanakan di Hotel Shangrilla Surabaya, Selasa (17/12) malam diikuti para bupati/walikota atau yang mewakili serta puluhan BUMD kabupaten/kota maupun BUMD-BUMD milik Pemprov Jatim.
Kabiro Administrasi Perekonomian Sekdaprov Jatim Dyah Wahyu Ermawati mengatakan bahwa ada lima kategori yang diberikan penilaian serta penghargaan BUMD Jatim Award 2019.
“Pertama, kategori anak perusahaan BUMD Jatim, Kedua, kategori BPR kab/kota. Ketiga, kategori PDAM kab/kota. Keempat, kategori BUMD Jatim dan Kelima, kategori Grand Inovasi,” ujar Dyah Wahyu Ermawati.
BUMD Award ini digelar, lanjut Dyah, untuk memberikan apresiasi dan motivasi kepada BUMD se-Jatim. “Serta apresiasi kepada BUMD yang turut berperan dalam peningkatan ekonomi di Jatim,” ujarnya.
Sedangkan kontribusi pembangunan dari BUMD yang memberikan pelayanan, kemanfaatan dan penerimaan PAD baik kabupaten, kota maupun provinsi, menjadi penilaian dalam BUMD Jatim Award.
Lantas, apa saja aspek yang dinilai? Menurut Dyah ada lima. Yakni pemasaran, manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), produksi, keuangan, “Serta kontribusi terhadap perekonomian dan CSR (Corporate Social Responsibility) yang dilakukan oleh BUMD tersebut,” jelasnya.
Dyah menjamin, penilaian dilakukan secara independen, objektif, dan transparan sesuai dengan indikator masing-masing kategori dengan melibatkan enam orang juri dari kalangan akdemisi, jurnalis dan profesi.
Keenam juri tersebut, yakni Prof Dr Tjiptohadi Suwardjono (Ketua Dewan Penasihat Ikatan Akuntan indonesia wilayah Jatim), dan Mulyanto (Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan II dan Manajemen Startegis OJK).
Lalu Sukesi (Ketua Prodi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dr Soetomo), Turino Junaedi (Wakil Ketua Bidang Investasi Kadin Jatim), Maksum (Jurnalis), serta Hendro Purnama (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Provinsi Jatim).
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap adanya BUMD Jatim Award yang kali pertama diselenggarakan ini bisa mendorong seluruh bagi seluruh BUMD- BUMD dalam koordinasi Pemkab dan Pemkot serta Pemprov menjadi lebih baik.
“Mereka merasa bahwa ada yang mengukur, ibaratnya scoring system melalui tim independen karena APBD itu sebetulnya perannya kecil sekali sehingga peran APBD harus efektif menstimulir pertumbuhan ekonomi,” tegas mantan Mensos RI ini.
Untuk memacu pertumbuhan ekonomi di daerah, Gubernur Khofifah memberikan cara. Pertama, pemerintah daerah bisa bersinergi dengan BUMD-nya. Kedua, pemerintah daerah bersinergi dengan privat sectornya. Dan ketiga, pemerintah daerah mendapat support dari APBN.
“Jadi kalau pembangunan di suatu daerah hanya mengandalkan dari APBD, seperti Jawa Timur sekitar 1,7% dari PDRB. Sedangkan BPD Jawa Timur itu 3,4% dari PDRB. Dan di luar itu berarti peran privat sector, UMKM yang lebih besar,” dalih gubernur perempuan pertama di Jatim.
Oleh karena itu, stimulasi dari BUMD bersama dengan APBD Kabupaten/Kota dan APBD provinsi ini yang diharapkan bisa menjalankan fungsi-fungsi yang korporasi tidak melakukan. Misalnya, fungsi penanganan fakir miskin, fungsi subsidi sekolah (SPP) dan masih banyak lagi.
“Fungsi-fungsi itu juga yang tidak dilakukan oleh private sector. Apakah APBD atau BUMD diharapkan bisa membangun sinergitas di dalam menjalankan fungsi-fungsi dari prioritas pembangunan di daerah masing-masing,” pinta Khofifah.
“Mengukur kinerja BUMD maupun anak perusahaan BUMD itu dengan memberikan apresiasi seperti ini, tentu harapannya adalah akan mendorong motivasi, sinergitas, kolaborasi mereka sehingga multiplayer efeknya bisa lebih besar lagi,” pungkas perempuan yang juga Ketum PP Muslimat NU.
Berdasarkan hasil penilaian, untuk kategori anak perusahaan BUMD Jatim, juara terbaik pertama diraih PT Kasa Husada Wira Jatim, kedua, PT Delta Artha Bahari Nusantara, ketiga PT Moya Kasri Wira Jatim, keempat PT Petrogas Wira Jatim, kelima PT Petrogas Jatim Utama Cendana, dan terakhir PT Industrial Esetate Wira Jatim.
Kemudian penghargaan kategori BPR Kab/Kota, pemenang terbaik pertama diraih PT BPR Delta Artha Sidoarjo. Pemenang terbaik kedua PT BPRS Magetan, dan pemenang terbaik ketiga PT BPR Jwalita Trenggalek.
Selanjutnya untuk kategori PDAM Kab/Kota, pemenang terbaik pertama diraih PDAM Jember. Terbaik kedua diraih Perumda Tirta Kanjuruhan Kab Malang, dan terbaik ketiga diraih PDAM Tirta Dharma Purabaya Madiun.
Sementara untuk kategori BUMD Provinsi Jatim, pemenang terbaik pertama diraih PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), kedua PT Petrogas Jatim Utama, ketiga PT Air Bersih, keempat PT Bank Jatim Tbk, kelima PT. BPR Jatim dan keenam PT. Panca Wira Usaha (PWU) Jatim. Untuk kategori Grand Inovasi diraih PT Bank Jatim Tbk. (ist)