Industri Manufaktur di Jatim Menjanjikan
EKONOMI BISNIS PERISTIWA

Industri Manufaktur di Jatim Menjanjikan

Pengembangan kawasan industri manufaktur di Jatim terus menggeliat. Kondisi tersebut mampu mendongkrak laju perekonomian sekaligus memberdayakan sumber daya manusia (SDM).

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan, hadirnya industri manufaktur di Jatim menunjukkan potensi ekonomi Jawa Timur yang cukup bagus dan menjanjikan.

Karena, menurut Emil, pengembangan kawasan industri dinilai sangat penting. Apalagi, kawasan Industri mampu memberikan solusi secara komprehensif untuk manufaktur di Jatim.

“Tentunya, Pemprov Jatim turut hadir karena kita memiliki masterplan untuk pengembangan kawasan-kawasan industri lain di Jatim,” ujar Wagub Emil Dardak saat menghadiri Peresmian PT. Kosmetika Global Indonesia (KOSME) di Jalan Raya Rungkut Industri III, Surabaya, pekan lalu.

Lebih lanjut Emil menegaskan, sebagai perekonomian terbesar nomor dua di Indonesia, Jatim menjanjikan potensi pasar yang luar biasa bagi pelaku-pelaku ekonomi. “Kami juga berharap pasar di Jatim menjanjikan bagi produk lokal kebanggaan kita,” ungkapnya.

Saat ini, jumlah industri manufaktur, salah satunya di bidang kosmetik di Jatim sebanyak 55 perusahaan. Dari jumlah tersebut, 7 diantaranya dikategorikan industri skala besar yang mampu menyerap total sebanyak 6.881 tenaga kerja.

“Rinciannya, industri skala besar dengan jumlah 6.118 tenaga kerja, 28 industri skala menengah dengan jumlah tenaga kerja 739 tenaga kerja, dan 20 industri skala kecil dengan jumlah tenaga kerja 24 tenaga kerja,” jelas Emil.

Meningkatnya tren kebutuhan masyarakat terhadap produk kecantikan dan perawatan tubuh, membuat Wagub Emil optimis terhadap industri kosmetik dalam negeri. “Utamanya di Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera,” jelasnya.

Tak hanya tumbuh di pasar domestik, ia juga meyakini bahwa permintaan industri kosmetik bakal meroket di pasar dunia. Pada 2020, nilai ekspor Jatim untuk produk kosmetik jenis krim wajah, deodorant dan kertas tisu, mencapai total sebesar USD 5,57 juta. Sedangkan Februari 2021 mencapai total USD 0,739 juta.
“Jepang merupakan negara tujuan ekspor terbesar disusul negara Myanmar, Korea, Singapore dan Taiwan,” ucapnya.

Di tengah kondisi perekonomian global yang masih belum stabil akibat Covid-19, Wagub Emil menuturkan, kinerja perekonomian Jawa Timur periode Triwulan I-2021 tumbuh 0,11 %. “Capaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar minus 0,74 persen,” ungkapnya.

Perekonomian Jawa Timur Triwulan I-2021, lanjut Wagub Emil, diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 587,33 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp. 406,43 triliun.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, ekonomi Jatim ditopang tiga sektor utama, yakni sektor Industri Pengolahan (23,68 %), Sektor Perdagangan (21,11 %), dan Sektor Pertanian(12,18 %). Ketiga sektor tersebut, sambung Wagub Emil, memberikan kontribusi sebesar 56,97 % terhadap PDRB Jawa Timur.

Sedangkan selebihnya berasal dari kontribusi 14 sektor ekonomi lainnya. “Tahun 2021, total jumlah industri sebanyak 821.236 unit usaha yang mampu menyerap 3.219.203 tenaga kerja,” paparnya. (ita)