Indonesia Tambah Dua Tanker Super
EKONOMI BISNIS PERISTIWA

Indonesia Tambah Dua Tanker Super

Sebagai BUMN yang mendapatkan mandat untuk memasok BBM, Pertamina memiliki 111 terminal BBM dengan jalur distribusi terkompleks di dunia.

Indonesia sebagai negara kepulauan tentu membutuhkan ketahanan energi yang solid. Masalah distribusi BBM yang bisa terpenuhi di seluruh wilayah republik sudah merupakan keniscayaan.

Dalam konteks ini, PT Pertamina (Persero) sebagai BUMN energi mendapatkan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Agar bisa menjangkau ke seluruh pelosok tanah air, BUMN itu tentu sangat mengandalkan jaringan logistiknya.

Luasnya area yang harus dijangkau dan dijelajahi, begitu juga banyaknya pulau yang harus disinggahi, membuat Pertamina mengandalkan kapal tanker untuk menyalurkan BBM. Dalam rangka itu, perseroan terus memperkuat infrastruktur jaringan logistiknya guna mendukung daya saing perusahaan.

Sebagai gambaran, sebagai BUMN yang mendapatkan mandat untuk memasok BBM, Pertamina memiliki 111 terminal BBM dengan jalur distribusi terkompleks di dunia. Dengan lancarnya pasokan logistiknya, keamanan energi nasional pun terjaga.

Menurut data perseroan, BUMN itu memiiliki armada tanker sekitar 200 kapal tanker lebih. Dalam pengkategoriannya, kapal tanker itu dibagi tiga jenis, pertama kapal tanker ukuran kecil dengan bobot mati terendah 1.470 MT–3.500 MT, hingga 17.780 MT.

Kedua, kapal tanker kelas menengah, dari yang terendah 29.941 MT–40.374 MT. Dan, ketiga, kapal tanker dengan skala besar dari berbobot mati 86.964 MT–107.538 MT. Nah, semua armada itu dikelola oleh Pertamina International Shipping dan Pertamina Trans Kontinental.

Tidak berhenti di situ saja, BUMN itu kembali menambah armada tankernya. Kali ini, perseroan memperkuat armada transportasinya dengan dua tanker jenis very large crude carrier (VLCC), masing-masing bernama Pertamina Pride dan Pertamina Prime.

Berkaitan dengan tambahan dua tanker jenis VLCC tersebut, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengemukakan, kapal tanker itu akan melayani pasar luar negeri dan mengangkut crude dari Aramco ke Indonesia.

Menurutnya, keberadaan dua VLCC itu di Pertamina International Shipping (PIS) akan semakin memperkuat tujuan PIS yang berencana bertransformasi menjadi integrated marine logistic. Nantinya PIS bukan hanya mempunyai kapal, tapi juga sarana tambahan dan storage yang ada di pelabuhan.

“Dengan kapal sendiri kita memiliki fleksibilitas yang lebih karena Pertamina memiliki cadangan di luar negeri dan produksi 110.000 barel per hari. Dengan demikian, maka value chain yang akan dikelola PIS juga akan semakin besar, “ujar Nicke.

Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan apresiasi terhadap tambahan dua kapal tanker tersebut. Upaya Pertamina, tuturnya, merupakan bagian dari transformasi dan menghadirkan value creation, sehingga dapat menjadi perusahaan global.

Erick menambahkan, pemerintah mendukung penuh langkah Pertamina International Shipping menjadi perusahaan perkapalan dan logistik terintegrasi dan menjadi pemain dunia.

“Pertamina harus kembali ke masa kejayaannya di tahun 1970-an, menjadi global player dan siap bersaing yang didasari oleh Good Corporate Governance,” ucap Erick, seperti dikutip dari keterangan resmi Pertamina, Kamis (15/4/2021).

Butuh Terobosan
Dalam keterangannya, PIS menjelaskan perseroan sebagai perusahaan shipping yang berorientasi pada konsumen terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan energi dengan terus melahirkan berbagai terobosan.

Sebagai informasi, kapal tanker raksasa, VLCC Pertamina Pride dan Prime masing-masing berkapasitas 2,04 juta barel yang merupakan single screw driven single deck type crude oil tanker dengan panjang keseluruhan (LOA) 330 meter dan depth 29.35 meter.

Sebelum kehadiran dua VLCC Pertamina Pride dan Pertamina Prime, Pertamina pernah memiliki kapal sejenis pada awal 2000-an. Namun, pada 2004, dua kapal jenis itu dijual dengan harga USD184 juta kepada Frontline Ltd, perusahaan dari Swedia.

Bagaimana keunggulan kapal tanker raksasa VLCC ini? Kapal ini memiliki keunggulan, antara lain, performa kapal memiliki jaminan kecepatan trial sebesar 16.9 knot yang diperoleh dari keunggulan desain kapal yang menggunakan teknologi super stream duct.

Selain itu, kapal VLCC mutakhir ini juga telah memenuhi requirement terminal modern di dunia dan memenuhi regulasi internasional, antara lain, IMO Annex VI Tier III untuk pembatasan emisi gas buang Sulphur Oxide (SOx) dan Nitrogen Oxide (NOx).

VLCC ini juga lebih efisien dalam penggunaan bahan-bahan bakar dan penerapan konsep eco-green vessel (lower operation cost berbasis desain yang environmentally friendly) yang menjadikan kapal ini memiliki fuel oil consumption (FOC) sebesar 68.2 metric tonne/day pada service speed 15.5 knot atau lebih irit sebesar 25 persen dibandingkan dengan kapal sejenis.

Sangat jelas, kehadiran kapal VLCC tak hanya sangat membanggakan Pertamina, tapi juga bagi Indonesia. Dengan demikian, bangsa ini melalui flag carrier-nya memiliki armada yang tangguh untuk distribusi BBM sehingga ketahanan energinya pun bisa dijamin dan diukur. (indonesia.go.id)