ICP Januari Naik ke USD53,17/Barel
EKONOMI BISNIS PERISTIWA

ICP Januari Naik ke USD53,17/Barel

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC)+ menyepakati akan melakukan pemotongan produksi sebesar 7,2 juta barel per hari hingga bulan Maret 2021. Hal ini menjadi salah satu penyebab harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada bulan Januari 2021 menuju ke level USD53,1 per barel.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Infromasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menyebutkan, kenaikan ini meningkat USD5,39 per barel dibanding bulan Desember 2020 yaituUSD47,78 per barel. “Pergerakan ICP sangat kuat dipengaruhi oleh ketersediaan minyak dunia,” tegasnya di Jakarta, pekan lalu.

Penetapan ICP ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 22.K/MG.03/MEM.M/2021 tentang Penetapan harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Januari 2021.

Menurut Agung, tingkat kepatuhan OPEC+ terhadap kesepakatan pemotongan produksi di bulan Januari 2021 mencapai rata-rata 85%, lebih tinggi dibandingkan kepatuhan di bulan Desember 2020 yang mencapai 75%.

Kesepakatan ini sejalan dengan komitmen Arab Saudi untuk menambah pemotongan produksi secara sukarela sebesar 1 juta barel di bulan Februari dan Maret 2021 sebagai bagian dari OPEC+ Supply Agreement.

Sementara itu, Tim Harga Minyak Mentah Indonesia melaporkan peningkatan permintaan minyak mentah global dipengaruhi berdasarkan laporan IEA bulan Januari 2021 yang menyatakan stok minyak mentah AS bulan Januari 2021 mengalami penurunan sebesar 16,8 Juta barel menjadi 476,7 juta barel dibandingkan stok minyak mentah bulan Desember 2020.

IEA juga Imemperkirakan bahwa permintaan minyak global tahun 2021 naik 5,5 juta barel per hari menjadi 96,6 juta barel per hari dibandingkan tahun 2020. Sementara itu, OPEC memproyeksikan permintaan permintaan minyak global tahun 2021 naik 5,9 juta barel per hari menjadi 95,9 juta barel per hari dibandingkan tahun 2020.

Menurut Tim Harga, program vaksinasi Covid-19 di sejumlah negara juga menjadi pemicu kenaikan harga minyak dunia di samping optimisme pasar atas pelantikan Presiden AS dan harapan agar pemerintahan yang baru dibawah pimpinan Presiden Joe Bidden dapat memberikan tambahan stimulus ekonomi untuk meningkatkan perekonomian AS.

Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh pengurangan term supplies Arab Saudi ke Asia seiring keputusan tambahan pemotongan produksi secara sukarela dan peningkatan marjin kilang terutama untuk naphtha dan fuel oil di kawasan Asia.

“Penyebab lainnya, peningkatan permintaan minyak direct-burning oleh pembangkit listrik Jepang seiring cuaca dingin dan kurangnya pasokan LNG dan peningkatan permintaan minyak mentah di China dan Korea Selatan yang dilanda musim dingin ekstem,” kata Tim Harga.

Selengkapnya perkembangan harga minyak dunia di pasar internasional sebagai berikut:
– Dated Brent naik sebesar USD4,98 per barel dari USD49,86 per barel menjadi USD54,84 per barel.
– WTI (Nymex) naik sebesar USD5,03 per barel dari USD47,07 per barel menjadi USD52,10 per barel.
– Basket OPEC naik sebesar USD5,21 per barel dari USD49,17 per barel menjadi USD54,38 per barel.
– Brent (ICE) naik sebesar USD5,10 per barel dari USD50,22 per barel menjadi USD55,32 per barel (sak)