Sutradara film ‘Hutang Nyawa’, Billy Christian menceritakan tentang film terbarunnya hasil garapan bersama Visinema. Ia mengatakan, film ini mengangkat unsur batik sebagai elemen penting dalam cerita horor.
Billy mengungkapkan bahwa ini adalah kali pertama baginya menggunakan unsur budaya yaitu batik dalam sebuah film horor. Ia merasa ini adalah kesempatan untuk memperkenalkan kembali budaya Indonesia dalam bentuk yang segar agar tidak monoton.
“Kami ingin batik tidak hanya menjadi latar belakang, tapi juga memiliki peran penting dalam narasi. Kami juga ingin mengingatkan penonton akan pentingnya melestarikan tradisi ini,” katanya dalam Press Conference yang digelar di Metropole XXI, Menteng, Jakarta, pada Kamis (21/11).
Untuk menciptakan batik yang sesuai dengan tema film, Billy mengaku melakukan riset mendalam tentang cara pembuatan batik. Serta mencari filosofi di balik setiap corak agar maksimal.
“Saya pergi ke beberapa daerah di Jawa dan berbincang dengan pembuat batik. Hal itu saya lakukan agar lebih memahami makna dan proses pembuatan batik yang lebih mendalam,” ujarnya.
Dalam aspek etnisitas, Billy menyebutkan bahwa penggambaran makhluk horor dalam film ini sangat dipengaruhi oleh budaya Indonesia. Pencarian lokasi syuting juga menjadi bagian penting dalam menciptakan atmosfer horor yang mendalam.
“Kami mendesain hantu dan elemen-elemen horor lainnya berdasarkan mitos dan cerita rakyat yang ada, agar lebih terasa lokal. Untuk lokasi yang kami pilih juga memiliki cerita misterius dan cukup menyeramkan, sehingga sangat mendukung suasana horor,’
Dengan kombinasi antara budaya batik dan elemen horor, Billy berharap Hutang Nyawa tidak hanya memberi pengalaman menegangkan. Tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia yang bisa disaksikan di Bioskop pada 12 Desember 2024 mendatang. (rri)