Memanfaatkan keberadaan melimpahnya bahan, yaitu pohon kersen atau ada yang menyebut pohon kersen (talok) yang mudah tumbuh dimana-mana. Kandungan saponin, tanin dan flavonoid yang ada pada daun kersen, dimanfaatkan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) untuk diinovasi menjadi hand sanitizer atau antiseptik tangan untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau bakteriostatik.
Apalagi, penggunaan hand sanitizer di kalangan mahasiswa dan masyarakat, saat ini bukanlah suatu gaya hidup baru. Penggunaan antiseptik tangan atau hand sanitizer sudah menjadi kebiasaan masyarakat luas, karena penggunaan hand sanitizer yang praktis serta memiliki efek yang sama seperti cuci tangan.
Antiseptik yang biasa digunakan (di pasaran) merupakan bahan dengan kandungan alkohol, dimana alkohol merupakan zat aktif pada kebanyakan hand sanitizer. Namun, penggunaan alkohol yang berlebihan dapat mengakibatkan kulit kering pada beberapa kulit sensitif.
Dengan fakta banyaknya bahan dan ingin membuat 0% bahan kimia, menggelitik mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair melakukan inovasi membuat hand sanitizer dari daun kersen.
Mahasiswa inovatif ini adalah Maulita Maharani Ulfa (2014), Nur Lailatul Fitrotun Nikmah (2014), Shendy Canadya Kurniawan (2014), Gayoh Mahardika Wan Mahsuri (2015), dan Nandana Abimantra (2015).
”Karena cara kerja dari saponin, tanin dan flavonoid itu adalah menghambat pertumbuhan bakteri atau bakteriostatik, dan itu juga ada pada daun kersen,” kata Maulita Maharani Ulfa, ketua tim.
Kreativitasnya ini kemudian dituangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K), dan berhasil lolos dari seleksi oleh Dikti, sehingga memperoleh dana pengembangan dari Kemenristekdikti untuk program PKM tahun 2016-2017.
Sehingga, lanjut Maulita, ekstrak daun kersen yang berbasis natural protection juga ikut dalam upaya ekoefisiensi pohon kersen itu sendiri. Ekofisiensi yang dimaksudkan adalah memaksimalkan potensi dari keberadaan pohon kersen yang relatif banyak ini, dengan tanpa merusak ekosistem pohon kersen itu sendiri.
”Keunggulan yang kami tawarkan dalam produk ini adalah penggunaan 0% bahan kimia, dapat dimakan atau edible, sehingga aman untuk digunakan oleh segala umur,” kata Maulita.
Oleh Tim PKMK, produk ini diberi nama “Calabura Septik”. Selama ini ditawarkan dengan dua kemasan botol spray ukuran 60 ml dan 100 ml. Harganya sangat terjangkau masyarakat, yaitu harga Rp 10.000 untuk kemasan isi 60 ml dan harga Rp 18.000 untuk kemasan isi 100 ml. Budaya hidup sehat memang banyak diidamkan. (yul)