Dengan visi mendekatkan seni budaya ke sekolah, tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan resmi membuka Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS), di Hotel Grand Sahid Jaya, Hakarta.
Pembukaan GSMS dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Efendi sekitar pukul 20.30. Turut hadir Sekretaris Jendral Didit Suhardi, Inspektur Jenderal Daryanto, Direktoral Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, serta Direktur Kesenian Restu Gunawan.
Dalam pelaporannya, Hilmar Farid mengatakan, GSMS yang digelar kali ini telah memasuki tahun ketiga. Gerakan ini sengaja dibentuk, tambahnya, agar kesenian kembali ke sekolah.
”Selama ini banyak komentar dari sekolah-sekolah yang sepi dari kesenian. Kami menggelar ini sebagai bentuk upaya merekatkan seni terhadap pendidikan,” katanya.
Gerakan ini, tambahnya, didukung penuh oleh seniman-seniman tanah air yang dikabarkan berjumlah sekitar 70 orang. seniman-seniman inilah yang akan membantu guru dan murid di sekolah-sekolah untuk kembali dekat dengan kesenian Tanah Air.
Sebelum mengakhiri pidatonya, Hilmar memperkenalkan tiga seniman Tanah Air yang tergabung dalam gerakan ini. Mereka adalah musis Gilang Ramadhan, seniman musik keroncong Sundari Soekotjo dan seniman teater Ine Febrianti.
Hilmar mengatakan, dibanding sebelumnya, tahun ini GSMS mendapat sambutan baik dan animo besar di masyarakat. GSMS tahun ini akan dilaksanakan di 26 Provinsi, 1320 sekolah dan ditargetkan sebanyak 26.400 peserta didik akan mengikuti program ini.
Mendikbud Muhadjir Efendi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seniman yang telah bergabung dalam gerakan ini.
Menurut Muhadjir, pendekatan seni memang dibutuhkan di sekolah-sekolah agar siswa-siswi mendapat asupan pengetahuan seni guna pengemabngan pendidikan di Indonesia. “Marilah kita membangun Indonesia lewat pendidikan yang lebih baik,” katanya. (sak)