PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMF) bersama Garuda Indonesia Group membukukan perjanjian kerja sama senilai 2,4 Milliar US Dollar pada perhelatan Singapore Airshow 2018 yang berlangsung selama 6 hari, sejak tanggal 6 hingga 11 Februari 2018.
Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto mengatakan bahwa dalam Singapore Airshow 2018 ini, target untuk memantapkan beberapa kesepakatan kerjasama dengan mitra-mitra strategis dalam mengembangkan rencana ekspansi bisnisnya telah berhasil dilakukan.
Menurutnya, porsi pendapatan yang diperoleh adalah 1.7 Miliar US Dollar berasal dari pendapatan perawatan pesawat dari airline afiliasi serta beberapa partnership sesuai dengan apa yang disampaikan dalam prospektus ketika GMF melantai di bursa Oktober 2017 lalu, sementara sisanya 700 Juta US Dollar merupakan kontrak baru.
“Sebagai perusahaan publik, kami senantiasa berusaha untuk memenuhi janji kami. Salah satunya kami telah menandatangani kerja sama untuk ekspansi di kawasan Timur Tengah dan juga Australia di dalam event ini. Mitra telah melakukan kesepakatan dengan kami dan selanjutnya akan dilakukan pembahasan untuk mempersiapkan operasionalnya,” kata Iwan.
Iwan juga menambahkan bahwa area ekspansi tersebut menjadi pilihan karena memiliki potensi pasar perawatan yang cukup tinggi khususnya dalam bidang line maintenance.
Iwan juga mengatakan melalui kemitraan strategis ini GMF dapat memiliki daya saing yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan perusahaan MRO kelas dunia lainnya.
“Dengan bermitra kami harap dapat menyerap lebih besar lagi pasar perawatan pesawat dunia untuk pendapatan yang lebih besar lagi,” tambahnya.
Untuk ekspansi tersebut GMF juga turut menyiapkan tenaga kerja yang diproyeksikan dapat membantu proyek GMF di footprint internasionalnya.
Politeknik Negeri Medan, Universitas Suryadharma, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Sriwijaya, Politeknik Negeri Batam dan Sekolah Tinggi Teknik Adisucipto bersama GMF berkomitmen untuk mencetak lulusan siap kerja dari masing-masing instansi pendidikan tersebut.
Komitmen ini jug dikukuhkan dalam ajang Singapore Airshow 2018 ini. “Setelah lulus, nantinya siswanya siap pakai, memiliki basic license dan bisa langsung bekerja,” tambah Iwan.
Dukungan tidak hanya datang dari instansi pendidikan, tapi juga dari pemerintah yang diwakili Kementerian Sekretariat Negara yang menandatangani perjanjian perawatan pesawat Kepresidenan di GMF. TNI AU yang diwakili Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) juga turut memercayakan perawatan pesawat 737 miliknya di GMF.
Tidak hanya itu, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian juga hadir mendukung partisipasi GMF pada perhelatan aviasi paling bergengsi di Asia tersebut.
Menteri BUMN, Rini M Soemarno yang turut hadir pada Singapore Airshow 2018 mengatakan bahwa industri MRO telah menjadi industri strategis dalam negeri. Kualitas yang dimiliki GMF harus bisa dibawa dan mampu bersaing di kancah internasional.
“GMF harus bisa mendekatkan diri kepada pelanggan, dengan itu kita bisa lebih kuat lagi dalam menawarkan services yang kita punya,” ujar Rini.
Sementara itu Direktur Jenderal Perhubungan Udara (Hubud), Agus Santoso mengatakan bahwa industri kedirgantaraan Indonesia telah menunjukkan kemajuan secara signifikan.
“Kita dapat membuktikan bahwa Indonesia dapat diperhitungkan di dunia aviasi. GMF sebagai pemain kunci perawatan pesawat dalam negeri turut memberikan kontribusi terhadap kemajuan tersebut melalui upaya menjaga safety & quality maskapai yang dirawatnya,” kata Agus.
Ia menambahkan pihaknya akan terus mendukung perkembangan GMF dengan mengevaluasi GMF dari sisi regulasi dan operasi agar standar kualitas dunia yang sudah dimiliki GMF tetap terjaga.
Penetrasi Pasar
Selain kerja sama kemitraan dan ekspansi, GMF melengkapi sederet aktivitas bisnis di Singapore Airshow 2018 dengan melakukan penetrasi pasar. Hal ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama perawatan pesawat dengan lebih dari 25 maskapai baik dari dalam dan luar negeri.
Diantara maskapai yang menyepakati kerja sama adalah Garuda Indonesia, Citilink, Airfast Indonesia, Sriwijaya Air, Nam Air, Air Asia Indonesia, Air Asia Berhad (Malaysia), Cebu Air, Air Atlanta, Aerovista, Eastar Jet, Jeju Air dan sejumlah maskapai kenamaan dunia lainnya.
Lebih dari itu, perusahaan manufaktur mesin pesawat yang merupakan perusahaan patungan GE dan Safran Aircraft Services, CFM International juga melakukan kerja sama jangka panjang dengan GMF. Terkait hal ini Iwan mengatakan bahwa GMF akan terus berupaya untuk meningkatkan nilai brand perusahaan yang dipimpinnya dimata dunia.
Ia menambahkan dengan integrated solution yang dimiliki GMF ditambah fleksibilitas dan harga yang kompetitif merupakan ujung tombak dalam bermain di persaingan pasar yang cukup agresif.
“Di era persaingan MRO Global, memberikan efisiensi tanpa mengurangi aspek quality & safety menjadi nilai tambah bagi kami untuk dapat menjaring pelanggan-pelanggan baru diluar afiliasi,” tutup Iwan.
Bukan hanya GMF, Garuda Indonesia Group pun melakukan berbagai kesepakatan kerjasama dalam ajang Singapore Airshow 2018.
Garuda Indonesia menyepakati perjanjian kerjasama dengan STELIA, Thales, Bucher dan AirPlanner. Perhelatan bergengsi ini pun telah menorehkan prestasi bagi Garuda Indonesia Group dengan diberikannya award Skytrax bintang 5 bagi Garuda Indonesia untuk ketiga kalinya, dan Skytrax untuk LCC bintang 4 bagi Citilink untuk pertama kalinya. (sak)