Ganjar Pranowo-Mahfud MD sangat siap saat mengikuti debat capres pertama di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa (12/12). Pasalnya, selama ini mereka telah banyak bertemu dengan masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta tim pemenangan yang menyampaikan permasalahan nyata masyarakat.
Dalam debat pertama itu, calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD tampil tegas menyampaikan visi-misi dan program-programnya. Dia bersama pasangannya, Mahfud MD, berkomitmen menegakkan demokrasi dan memberantas korupsi. Dia menyinggung bahwa demokratisasi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Dia berdalih bahwa kebebasan berpendapat belum berjalan sebagaimana mestinya. Sebab, masih ada diskriminasi terhadap orang-orang yang bersikap kritis. “Saya mendengar ketika demokratisasi mesti berjalan dan mesti kita jaga bersama. Ada Ibu Sinta ketika menyampaikan pendapat harus berurusan dengan aparat keamanan. Ada Melki, ketua BEM, yang ibunya harus diperiksa,” tegasnya.
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memastikan, jika mereka terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, tidak akan lagi ada tindakan diskriminatif dalam berbagai hal. Selain itu, mereka akan memastikan pemerintah bersikap lebih terbuka terhadap kritik dan saran masyarakat.
“Diskriminasi seperti itu harus usai dan mereka akan mendapatkan kebaikan-kebaikan kalau government-nya kita,” kata Ganjar.
Menurut politikus berambut putih itu, sikap tegas tersebut bisa berjalan dengan baik jika pemerintah bersih dan akomodatif terhadap aspirasi rakyat.
“Semua ini bisa berjalan kalau pemerintah bersih, akomodatif, dan kita sikat korupsi tidak dengan kata-kata, tetapi dengan keseriusan,” imbuhnya.
Capres yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Hanura, dan Perindo itu meyakini, dirinya akan mampu membawa perbaikan demokratisasi dan penegakan hukum bersama Mahfud MD.
“Pak Mahfud adalah mitra saya yang selama ini sebagai Menko Polhukam mampu mengeksekusi itu dengan baik. Maka, kami akan terus lakukan itu. Mohon dukungan rakyat, perintahkan kami mengerjakan itu,” tandasnya.
Ganjar menilai debat adalah momentum untuk bersosialisasi sekaligus menguji program yang dicanangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bangsa, dan negara ke depan. Dengan begitu, program-program yang disiapkannya bisa menjawab kebutuhan semua kalangan masyarakat. “Habis debat, kita berkunjung ke kawan-kawan agar semakin solid dan makin semangat,” tandasnya. (gp)