Adien Gunarta, itulah namanya. Dia adalah alumnus Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR). Beberapa akhir ini namanya sedang dibicarakan masyarakat terkait salah satu karyanya yang dipakai oleh PSSI.
Logo Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 dianggap masyarakat menjiplak karya font Upakarti karya Adien.
Hal itu tidak membuat Adien menggugat PSSI ataupun pihak yang sedang mempersalahkan. Ia justru senang dan bangga hasil karyanya dipakai sekelas acara internasional seperti Piala Dunia U-20.
Adien mengungkapkan bahwa karyanya memang dibuat berlisensi terbuka untuk umum dan siapa saja boleh memakai. Ia juga telah dihubungi oleh pihak PSSI sebagai pemakai untuk izin memakai hasil karyanya.
“Setelah viral, pihak PSSI mengirim DM di twitter yang intinya mohon maaf karena belum izin dulu serta saya jawab tidak masalah dan santai saja,” ungkapnya.
Font yang dipakai PSSI oleh Adien dinamakan Upakarti. Arti dari Upakarti ia ambil dari KBBI yang artinya adalah penghargaan dari pemerintah kepada perajin dan pengusaha kecil atas karya jasa pengabdian dan kepeloporannya dl industri kecil dan kerajinan.
Adien juga menceritakan font Upakarti adalah pengembangan dari font Kemasyuran Jawa yang dikembangkannya pada 2011 silam. Pada awal pengembangannya, ia masih menggunakan online tool bernama Fontstruct. Hingga pada 2015 ia mulai dari nol untuk membuat font Upakarti yang lebih rapi.
“Inspirasinya memang mengambil dari bentuk aksara Jawa, tetapi dibikin agak gemuk dan membulat,” ujar pria asal Probolinggo ini.
Font yang dibuat Adien tersebut sebelumnya banyak ditemui di Yogya. Kaos hasil kerajinan masyarakat yang dijual di Malioboro dan beberapa resto disana banyak memakai font Upakarti.
Adien saat ini juga sedang sibuk mengelola web blognya sendiri yang bernama Naraaksara.com. Ia sedang mengembangkan kamus istilah tipografi yang dapat dipahami oleh masyarakat luas.
Selama menjadi desainer huruf, Adien mengalami pengalaman suka maupun duka. Bagi Adien, hobi membuat desain huruf adalah suatu kesenangan baginya yang sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama mampu mengembangkan perekonomian. Hanya saja masih belum banyak orang yang sadar akan adanya profesi desainer huruf seperti Adien lakukan.
Perlu diketahui bahwa karya Adien juga pernah dipakai dalam film Despicable Me. Font yang dipakai saat itu memang dibuat berlisensi terbuka dan dapat digunakan siapapun.
Ia pun juga senang karyanya mampu dipakai oleh siapapun bahkan sampai internasional. Terpenting baginya adalah hanya fokus menciptakan karya yang bermanfaat bagi masyarakat umum. (ita)