Eva Sundari: Pancasila Mengindarkan Kebekuan Pikir
KOMUNITAS PERISTIWA

Eva Sundari: Pancasila Mengindarkan Kebekuan Pikir

Dihadapan budayawan dan aktivis pemuda Kab Blitar yang menghadiri Sosialisasi 4 Pilar di Desa Purwokerto Kec Srengat, anggota MPR Fraksi PDI Perjuangan Eva Sundari mengurai tentang Strategi Pembangunan Berbasis Kebudayaan.

Sosialisasi yang dilaksanakan di kediaman Bp Yasmari, Ketua Paguyuban Mocopat Murditomo Kab Blitar itu dimulai dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya 3 stanza yang dipimpin Ibu Toniq, anggota Paguyuban Mocopat Murditomo. Setelah itu, ada pembacaan Pancasila oleh aktivis Karang Taruna Lukty Prasetyaningrum yang diikuti seluruh peserta sosialisasi.

Menurut Eva Sundari, Pancasila adalah jalan kebudayaan Indonesia karena Pancasila adalah kepribadian bangsa.

“Pancasila dengan karakternya yang inklusif, merangkul semua orang lintas SARA. Karakter yang demikian menghindarkan kita dari kebekuan pikiran di saat dunia bergerak cepat dipicu perkembangan teknologi atau yang disebut disrupsi,” paparnya.

Lebih lanjut, disrupsi sering direspon dengan kebekuan pikiran yang kemudian melahirkan rasisme, radikalisme agama yang bahkan bisa berkembang menjadi terorisme. Saat ini misalnya di Eropa, muncul gerakan nasionalisme sempit/eksklusif yang isinya rasisme. Sebaliknya di Indonesia, Nasionalisme Pancasila adalah inklusif karena ada sila kemanusiaan di dalamnya.

Kepribadian Pancasila itu ditandai dengan open mind, open hearts, dan open will alias cerdas IQ, EQ (emosi) dan SQ (spiritual) sehingga Indonesia sejak lama sukses mengelola perbedaan berbasis SARA.

Perbedaan mampu dikelola sebagai kekuatan sebagaimana Majapahit membangun imperium dunia menggonakan slogan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hanna Dharma Mangraw.

“Politik identitas kita sudah selesai tahun 1908 saat Sumpah Pemuda. Upaya membangkitkan politik eksklusifisme adalah a-historis dan melawan Pancasila,” jelas Eva Sundari. Inklusifitas Pancasila menjadi modal kita membangun Kebudayaan yang intinya adalah gotong royong.

Sosialisasi Pancasila tersebut diselingi sajian Campursari Putu Umyang dari Jimbe dan persembahan tembang-tembang Mocopatan dari Paguyuban Murditomo. Salah satu tembang pupuh Mijil khusus dibuat syairnya untuk Eva Sundari. (sak)