Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) meresmikan enam Desa Devisa baru di Jawa Timur pada gelaran East Java Export Festival di Hotel Novotel Samator Surabaya, Selasa (01/11).
Keenam Desa Devisa tersebut yaitu Desa Parengan (Tenun Ikat) di Lamongan, Desa Punjung (Olahan Jahe) di Pacitan, Desa Minggirsari (Kendang Jimbe) di Blitar, Desa Ngubalan (Kerajinan Akar Jati) di Ngawi dan dua Desa Batik dan Tenun Gedog di Tuban yaitu Desa Margorejo dan Desa Kedungrejo.
Pengukuhan dan Peresmian Desa Devisa ini ditandai dengan pemakaian rompi kepada enam pimpinan lembaga Desa Devisa oleh Gubernur Khofifah didampingi Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI Chesna F. Anwar, Direktur Eksekutif LPEI Arus Gunawan dan Kadisperindag Prov. Jatim.
Atas diresmikannya enam Desa Devisa baru ini, Gubernur Khofifah mengaku optimistis akan mampu meningkatkan kinerja ekspor di Jatim utamanya dari pengusaha yang berbasis UMKM. Sehingga, dalam waktu yang sama akan bisa meningkatkan kesejahteraan para pengrajin.
“Alhamdulillah hari ini bertambah 6 Desa Devisa di Jawa Timur. Kita berharap ini bisa meningkatkan kinerja ekpsor, dan sekaligus bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat utamanya pengrajin,” urai Khofifah sapaan akrab Gubernur Jatim.
Gubernur Khofifah menambahkan, tujuan utama Desa Devisa adalah untuk mengekskalasi market produk lokal untuk bisa masuk ke pasar ekspor. Yang mana, dalam program ini juga disediakan mentor-mentor ahli yang akan mendampingi pelaku usaha untuk bisa meningkat daya saingnya hingga produknya laku di pasar ekspor.
Sehingga, Program Desa Devisa disebutnya sebagai bentuk nyata bahwa pemberdayaan masyarakat, utamanya untuk ekspor bisa dimulai dari lini mana saja.
“Melalui Program Desa Devisa ini, bisa kita petakan dan prioritaskan wilayah yang memiliki produk unggulan sejenis, atau produk complementer. Sehingga dapat saling memperkuat dan menguatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Ke depan, Khofifah berharap, kuota Desa Devisa di Jatim dari LPEI semakin ditambah. Sebab, secara tidak langsung Desa Devisa sebagai merupakan jembatan produk lokal untuk menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Jatim, bahkan nasional.
“Ini ikhtiar kita bersama dalam mendukung agar bisa tercapai perluasan market dan peningkatan daya saing dari produk-produk UKM dan IKM kita hingga ke pasar global,” pungkasnya. (ita)