Wisatawan dapat ke Ende melalui kapal ferry dari Pelabuhan Kupang atau menumpang pesawat dari Kupang ke Bandara Soa Bajawa atau Bandara H Hasan Aroeboesman Ende.
Memang agak lain, kontur Pantai Penggajawa yang berada di pesisir selatan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Seperti pada umumnya tepian pantai yang dihiasi pasir putih, maka Pantai Penggajawa justru dipenuhi hamparan batu-batu yang berwarna hijau kebiruan.
Kerap disebut Pantai Batu Hijau karena pantai ini memiliki hamparan batu yang mayoritas berwarna hijau kebiruan. Tapi tak sedikit juga batu berwarna lain seperti coklat tua dan muda, ungu, kuning, krem, putih, merah, dan ada pula yang bersalur-salur. Bentuknya layaknya batu alam, ya variatif. Ada yang lonjong, bundar, segitiga, persegi, ada juga yang tak beraturan dengan ukuran yang juga beragam.
Asal batu-batu tersebut belum diketahui secara jelas, namun menurut keyakinan warga sekitar batu-batu tersebut berasal dari dasar laut kemudian didorong oleh ombak ke pinggiran pantai. Namun menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) batu-batu hijau itu merupakan bagian dari Situs Endapan Undak Pantai Penggajawa.
Morfologi undak-pantai berbatasan langsung dengan Kompleks Pantai Penggajawa. Pantai ini amat khas karena memiliki endapan kerakal batuan berwarna hijau di sepanjang tepian pantai.
Pantai Batu Hijau Penggajawa terletak di Desa Penggajawa, Kecamatan Nanga Panda, Kabupaten Ende, NTT. Jarak dari Kota Ende ibukota Kabupaten Ende ke Pantai Batu Hijau sejauh 20 km dengan waktu tempuh perjalanan menggunakan angkutan darat selama 20–30 menit.
Wisatawan dapat ke Ende melalui kapal ferry dari Pelabuhan Kupang atau menumpang pesawat dari Kupang ke Bandara Soa Bajawa atau Bandara H Hasan Aroeboesman Ende. Bisa juga ditempuh dengan kendaraan bermotor dari Kota Bajawa ke arah timur yang berjarak 100 km dan memakan waktu sekitar 2,5 jam.
Pantai Batu Hijau Penggajawa masih sangat alami dan bila memandang ke perbukitan sebelah pantai bisa menjumpai tebing dengan susunan batu hijau yang menempel rapi.
Rata-rata pengunjung yang mampir ke pantai ini selain berswafoto dan menikmati kesegaran udara laut, pastinya juga bersibuk ria mencari dan mengoleksi batu-batu yang dianggap unik, bagus, lucu untuk diamati, dielus-elus, juga difoto.
Bagi wisatawan, jika melihat banyak tumpukan batu yang sudah disortir di tepi pantai, ada yang sudah dikarungi, ada juga yang masih dibiarkan begitu saja, sebaiknya jangan diambil. Karena batu-batu itu akan dijual ke luar kota. Ada yang dikirim ke Jakarta, Bali, Surabaya atau bahkan ke luar negeri. Lumayan batu-batu itu dihargai Rp350 per kg.
Meski fasilitas di pantai ini masih terbatas karena dikelola oleh masyarakat lokal dan belum terorganisir oleh pemerintah, wisatawan tetap bisa menemukan pedagang makanan yang menyajikan hidangan lokal. Menariknya tidak ada biaya masuk, sehingga wisatawan bisa menikmati keindahan alam ini secara gratis.
Pantai Penggajawa ini sudah berdiri sejumlah restoran yang menyediakan saung-saung menghadap pantai. Jadi sembari menyantap aneka ikan bakar, wisatawan bisa sambil memandangi Gunung Meja di arah timur dan beberapa pulau di sekitar pantai. Beberapa restoran juga menyediakan spot-spot swafoto yang tentunya sangat digemari para wisatawan kekinian.
Inilah sisi lain dari beragamnya destinasi pariwisata yang ada di Pulau Flores maupun Pulau Timor, agar disadari sepenuhnya untuk terus dibenahi dan dikembangkan. (indonesia.go.id)