DPRD DKI Studi Penanganan Banjir
PEMERINTAHAN PERISTIWA

DPRD DKI Studi Penanganan Banjir

Panitia Khusus (Pansus) Banjir DPRD DKI Jakarta belajar kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tentang cara menangani banjir di Kota Surabaya. Pertemuan itu digelar di ruang sidang Wali Kota Surabaya Gedung Balai Kota Surabaya, pekan lalu.

Pada kesempatan itu, Risma menjelaskan bahwa Kota Surabaya berada 5 meter di atas permukaan laut, sehingga dulu kalau ada air pasang, Surabaya kerap kali banjir di beberapa tempat. Bahkan, ia mengaku saat awal menjadi Wali Kota Surabaya, sekitar 50 persen wilayah Surabaya banjir.

Akhirnya, dengan keterbatasan anggaran, dia bersama jajarannya terus melakukan berbagai upaya pencegahan, sehingga saat ini sudah semakin teratasi. “Saat ini sudah tinggal 2,08 persen sisa genangan di Surabaya,” kata Risma dalam pertemuan itu.

Selanjutnya, ia menjelaskan berbagai hal yang telah dilakukannya di Kota Surabaya untuk menangani banjir tersebut. Ia memastikan terus melakukan pembangunan saluran di berbagai tempat di Surabaya, pembangunan saluran itu tidak hanya dilakukan di tepi jalan, namun juga di perkampungan Surabaya. “Bahkan, di perkampungan itu juga terus dilakukan pavingisasi supaya ada resapan air,” katanya.

Selain itu, ia juga menjelaskan tentang pembangunan box culvert yang luas dan dalam di berbagai lokasi di Surabaya. Di atas box culvert itu dibuat jalan dan beberapa saluran juga dibuat pedestrian, sehingga ada dua fungsi yang bisa dimanfaatnya.

“Yang paling penting, salurannya itu harus diconnectkan, harus terkoneksi semuanya, kalau tidak pasti akan menjadi masalah, makanya kadang kalau kita kekurangan uang, kita lebih prioritaskan dulu salurannya, supaya tidak meluap, pedestriannya bisa digarap setelahnya kalau ada uang,” kata dia.

Saat itu, Risma juga menjelaskan tentang pembangunan waduk atau bozem yang mana sampai saat ini sudah ada sekitar 75 bozem di Surabaya. Ia juga menjelaskan tentang pentingnya pintu air dan pompa air untuk mengatasi musim hujan, termasuk pula intensitas pengerukan dan normalisasi sungai yang terus dilakukan di berbagai saluran dan sungai di Surabaya.

Dalam pertemuan itu, Risma juga sempat dimintai saran oleh anggota Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta supaya ibu kota negara itu bisa mengatasi banjir. Karena diminta, Risma pun memberikan berbagai saran yang harus dilakukan di DKI Jakarta supaya terbebas dari banjir.

Sementara itu, Ketua Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani, menjelaskan sebelum ke Surabaya, ia mengaku sudah sempat ke Semarang untuk mengetahui penanganan banjir di sana.

“Kemarin kita sudah ke Semarang. Kita sudah punya ilmu banyak. Penanggulangan banjir dalam 10 tahun dari 80 persen titik genangan kini tinggal 13 persen. Tadi ke tempat Bu Risma lebih luar biasa lagi, 50 persen titik banjir kini tinggal 2,3 persen. Tadi kami belajar banyak dari Kota Surabaya,” kata Zita.

Ia juga mengaku kaget melihat kondisi Kota Surabaya yang hijau penuh dengan tanaman. Menurutnya, mulai dari Bandara hingga ke tengah kota tampak hijau. “Jadi, saya bisa bilang Kota Surabaya bukan hanya berhasil menangani banjir. Kita juga bilang bisa dengan kota green city, kota yang hijau sustainable,” imbuh Zita.

Ia juga menjelaskan setidaknya ada lima masukan dari Risma yang dapat dijadikan rekomendasi untuk mengatasi persoalan banjir di DKI Jakarta. Pertama, kalau bikin jalan, jangan jalannya saja yang dibaguskan, tapi salurannya dulu yang diutamakan. “Kalau jalan di DKI, kalau kita buka, bawahnya hancur. Harus salurannya dulu dibetulin, terus jalannya,” ujarnya.

Kedua, air itu anugerah Tuhan, sehingga air itu harus dialirkan dan ditampung dengan baik. Jadi jumlah air yang masuk harus diketahui dan bisa menampung serta harus bisa mengalirkan dengan baik.

Ketiga, banjir itu merupakan kiriman Tuhan, sehingga harus punya master plan yang bagus dan bisa melakukan kerja nyata, yang harus bisa dirasakan oleh warga DKI Jakarta.

“Kemudian yang keempat yakni kekompakan, kolaborasi antar dinas di Kota Surabaya itu bagus. Kalau ada banjir bukan hanya tugas Dinas Pekerjaan umum bukan, tapi Dinas Pemadam Kebakaran juga ikut. Jadi koordinasi cukup baik,” lanjutnya.

Sedangkan yang kelima, Zita mencatat pesan yang disampaikan oleh Wali Kota Risma adalah air yang masuk ke aliran sungai harus dipecah supaya tidak berhenti. “Jadi itu lima pesan dari Bu Rism. Kami dari Pansus Banjir dapat ilmu banyak. Jadi nanti rekomendasinya banyak dari Kota Surabaya dan kota-kota lainnya. Banyak tadi yang kami dapat,” pungkasnya. (ita)