Sebanyak 534 guru mata pelajaran (mapel) IPA-IPS jenjang SMP negeri dan swasta se-Kota Surabaya mendapat pengarahan dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Risma mendorong para guru mapel tersebut lebih inovatif dalam mengajar.
Menurut Risma, guru IPA-IPS adalah motor agar anak-anak senang belajar di sekolah. Sebab, kedua pelajaran tersebut sebenarnya pelajaran yang menarik bila mampu dikemas dengan baik.
“Dampaknya nanti anak-anak betah berada di sekolah. Pelajaran ini agak berbeda dengan pelajaran matematika,” ungkapnya di Gedung Sawunggaling, Kantor Pemkot Surabaya, Senin (22/10). Pelajaran matematika, lanjut Risma, bisa menyenangkan asal dapat dikaitkan dengan ilmu-ilmu lain.
Risma melanjutkan, dengan anak-anak tertarik dan senang belajar di sekolah membuat mereka tidak mudah tergiur dengan dunia luar yang lebih menyenangkan. Dunia luar yang menyenangkan rentan dengan kegiatan aneh-aneh.
Dan itu bisa menyeret anak-anak ke masalah hukum. “Saya ingin dengan mapel Anda, anak-anak senang di sekolah,” katanya.
Risma mengungkapkan, banyak masalah di mapel IPA-IPS yang menarik untuk dipelajari siswa. Sampai-sampai, Risma menanyakan kebutuhan para guru untuk mendukung proses belajar mengajar.
“Para guru butuh apa, silakan sampaikan di sini. Nanti juga dicatat Dinas Pendidikan Surabaya,” terangnya. Misalkan butuh bus untuk ke suatu tempat, nanti pihaknya siap memberi kendaraan tersebut.
“Selama ini malah yang datang itu sekolah dari Jombang, Mojokerto, dan lain-lain. Mereka minta pergi ke sana, mereka minta ke sini, semuanya mengunjungi tempat di Surabaya. Sekolah Surabaya malah belum ada sama sekali,” tegasnya.
Dulu, pihaknya memberi buku ensiklopedia. Buku itu saat ini sudah ada di sekolah-sekolah. Namun, penyediaan buku ini atas inisiatifnya sendiri, bukan atas usulan sekolah.
Risma mengungkapkan, untuk materi pembelajaran biologi atau sejarah, banyak tempat yang dapat dikunjungi di Kota Surabaya ini. Misalkan saja tentang taman. Menurutnya, taman di Kota Pahlawan ini tidak kalah dengan taman lain yang ada di dunia.
“Saya pernah mengunjungi taman yang ada di Argentina dan beberapa negara lain. Taman kita tidak kalah dengan taman di negara-negara lain,” tuturnya.
Risma pun meminta para guru membayangkan bila anak-anak tersebut pulang sekolah dengan senang dan bahagia. Anak-anak tersebut pasti akan ingat terus pelajaran yang diajarkan.
“Saya itu ingat terus dengan pelajaran membelah katak saat sekolah dulu. Karena itu memang menyenangkan,” jelasnya.
Risma mengaku, tidak ada yang berat bagi Pemkot Surabaya untuk dunia pendidikan. “Jenengan berhak mengajukan, tidak ada yang berat untuk pendidikan. Bagi saya, pendidikan itu tiang-tiang negara. Kalau itu hancur, maka hancur negara ini,” tegasnya.
Dengan pendidikan, Risma ingin anak-anak Surabaya bisa menjadi pemenang. Anak-anak Surabaya dapat sejajar dengan anak-anak lain di dunia. “Guru IPA-IPS jangan diam saja. Jenengan usulkan apa, nanti saya akan berusaha memenuhi. Kalau tidak dimulai dari sekarang, kita akan ketinggalan dalam globalisasi perekonomian dunia,” katanya.
Mulai saat ini, Risma mengimbau kepada guru IPA-IPS segera usul bila membutuhkan sesuatu. Usulan tersebut akan ditampung Pemkot melalui Dispendik Surabaya.
“Saya mohon dengan hormat, ayo jenengan gerak supaya anak-anak mengalami sesuatu yang membuat mereka betah di sekolah. Mulai sekarang, kalau butuh apa-apa tinggal ajukan ke saya,” pungkasnya. (ita)