Momen Lebaran 2018 akan berjalan spesial di Banyuwangi. Karena, para perantau yang pulang kampung akan dijamu dalam acara Diaspora Banyuwangi, 3 Syawal nanti. Menteri Pariwisata Arief Yahya, dipastikan hadir dalam acara tersebut.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, koneksi antar personal jauh lebih kuat. Oleh sebab itu, ia sangat mendukung kegiatan ini.
“People to people connection itu jauh lebih kuat dan dahsyat dibandingkan business relation. Silaturahim diaspora setahun sekali dan bertepatan dengan momentum halal bi halal dan Lebaran. Hal ini adalah sarana yang baik untuk memperkuat jalinan hubungan personal atau people to people connection tersebut,” papar Menteri Arief.
Menurutnya, Diaspora Banyuwangi sangat fundamental. “Berpikir Mega. Buat sahabat, saudara, teman. Diaspora Banyuwangi ini sangat fundamental, dan filosofis,” katanya.
“Kunci utama menjawab tantangan global adalah berpikir mega. Saya sering menyebut strategic thinking. Banyak spiritualis yang menyebut, semakin banyak banyak memberi, semakin banyak menerima. Lebih banyak berorientasi pada kebutuhan community (bangsa dan negara), tidak hanya pada customer (makro) dan company (mikro) saja,” sambung Menpar.
Menteri asal Banyuwangi itu juga memberikan contoh konkrit. “Contohnya ibu kita. Dia tidak pernah berpikir akan menerima imbalan apapun, sekecil apapun dari anak-anaknya, meskipun dia sudah 9 bulan mengandung, setahun menyusui, dan merawat hingga dewasa. Itulah berpikir mega. Berbuatlah yang terbaik buat bangsa, negara dan daerah-mu,” ulasnya.
Selain menghadiri Diaspora, Menpar juga dijadwalkan menghadiri tradisi Lebaran suku Osing -suku asli Banyuwangi, yakni Barong Ider Bumi (2 Syawal) dan Seblang Olehsari (3/4 Syawal). Kedua tradisi tersebut akan digelar di kawasan Desa Kemiren dan Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, berharap kegiatan Diaspora ini bisa semakin menumbuhkan rasa cinta daerah, khususnya bagi para perantau.
“Acara ini kami desain untuk semakin menguatkan cinta kepada Banyuwangi. Di sini mereka saling bersapa, memunculkan kembali kenangan masa kecilnya. Memori itu kami gali kembali, dan Insya Allah bisa semakin menumbuhkan cinta pada daerah. Kalau sudah cinta, otomatis tergerak untuk bantu mengembangkannya,” ujar Anas.
Tahun ini, Diaspora Banyuwangi digelar di Pendopo Kabupaten. Jika Lebaran nanti ditetapkan pada 15 Juni, berarti Diaspora Banyuwangi akan dilangsungkan 17 Juni. Acara yang rutin digelar setiap tahun ini, selalu ramai. Ribuan warga Banyuwangi yang tinggal di berbagai belahan Indonesia dan dunia tak pernah absen untuk hadir. Mulai dari tokoh nasional hingga mahasiswa.
Menurut Anas, momen ini bisa menjadi tempat menggalang solidaritas membangun daerah dan bertukar informasi. “Semua bisa membangun jejaring untuk bersama-sama mengembangkan daerah. Yang sudah sukses jadi pengusaha di Jakarta, misalnya, bisa bermitra dengan UMKM di Banyuwangi. Bukan semata-mata bisnis, tapi tergerak oleh cinta daerah,” ujarnya.
Dalam acara itu disediakan beragam kuliner lokal secara gratis. Mulai pecel pitik, rujak soto, nasi cawuk, lontong sayur, hingga sayur kelor sambal sereh. Sejumlah atraksi seni-budaya juga akan ditampilkan.
”Semoga ini bisa mengobati kerinduan para perantau yang kembali mudik di Banyuwangi. Untuk itu, jangan ragu semua warga perantau silakan hadir di Diaspora,” kata Anas. (sak)