Dahlan Iskan Percayai Potensi UNAIR
KOMUNITAS PERISTIWA

Dahlan Iskan Percayai Potensi UNAIR

Sidang Terbuka kembali digelar dalam memperingati Dies Natalis ke-68 Universitas Airlangga (UNAIR) pada Rabu (09/11). Prof Dr (HC) Dahlan Iskan juga hadir langsung dan menjadi orator pembuka dalam gelaran tersebut.

Dahlan mengawali orasi dengan menceritakan pengalamannya menjalani terapi stemcell di UNAIR. Dahlan mengaku sangat percaya dengan peneliti-peneliti berbakat asal UNAIR, terbukti dari 12 kali terapi stemcell yang ia lakukan di UNAIR. Ia mengaku bahwa terapi yang dilakukannya di UNAIR memiliki metode yang sama dengan yang dilakukan di Jerman.

Setelah menjalani terapi tersebut, Dahlan juga menyambut antusias vaksin Merah Putih buatan UNAIR. “Saat itu saya ingin menjadi relawan vaksin. Namun sayangnya saya sudah menjalani vaksin dosis ke-3,” ungkap pengusaha yang merupakan mantan Menteri BUMN ke-7 itu.

Pada kesempatan tersebut, Dahlan memaparkan sebanyak 150 juta masyarakat yang tidak lagi miskin menjadikan Indonesia berpotensi maju.

“Siapapun presidennya, siapapun partai atau pihak manapun yang berkuasa, jika masing-masing memiliki daya dorong untuk tidak lagi miskin, maka sekaligus dapat mendorong Indonesia maju,” ucapnya dalam orasi bertajuk Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Bangsa.

Melalui observasi yang dilakukan, Dahlan menemukan bahwa sebagian masyarakat miskin berada di pedesaan, pinggir kota, tengah kota, dan pantai. Di sinilah peran perguruan tinggi diperlukan untuk terus berinovasi demi mendorong perekonomian.

“Misalnya dari fakultas kedokteran hewan untuk memberikan inovasi pada peternakan kecil atau menengah, atau fakultas perikanan pada nelayan, yang nantinya akan berimbas pada perekonomian individu, dan akhirnya perekonomian bangsa,” contohnya.

Dahlan percaya, generasi-generasi penerus harus mendapatkan pola pikir yang berbeda dari generasi lama. “Menurut saya, yang termiskin harus dipotong generasi. Jangan sampai anak-anak mereka tertular kemiskinan seperti itu karena cara berpikirnya tertular orang tuanya,” tutur Dahlan yang merupakan Founder Harian Disway. (ita)