Cerita Unik Nakes Saat Vaksinasi
KOMUNITAS PERISTIWA

Cerita Unik Nakes Saat Vaksinasi

Perjuangan para tenaga kesehatan (nakes) dalam percepatan pelaksanaan vaksinasi tahap III ini menuai berbagai kisah unik dan menarik.

Sebab, berbeda dari vaksin tahap sebelumnya, sasaran pasien yang disuntik vaksin kali ini, diperuntukkan bagi masyarakat rentan yakni Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), disabilitas serta Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Kepala Puskesmas Rangkah Dwiastuti Setyorini menceritakan, berbagai pengalaman menariknya saat menjemput bola atau door to door mendatangi rumah pasien ODGJ dan disabilitas.

Disana, ia mengaku membutuhkan waktu yang tidak sebentar demi membujuk pasien agar tidak terjadi penolakan saat proses vaksinasi. Bahkan, sebelum berkomunikasi dengan pasien, Ririn memastikan telah mendapat persetujuan dari keluarganya terlebih dahulu.

“Kita meminta izin dahulu kepada anggota keluarganya. Menjelaskan pentingnya vaksin, kita juga terangkan bahwa ODGJ dan disabilitas termasuk kelompok yang rentan. Makanya, harus menerima vaksin lebih dahulu,” kata Dwiastuti Setyorini, disela-sela kegiatannya, akhir pekan lalu.

Ririn-sapaan akrab Dwiastuti Setyorini menjelaskan, setelah mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga, dia didampingi oleh satuan petugas (Satgas) Covid-19 di masing-masing wilayah itu ikut membantu bersama-sama membujuk pasien. Seperti hari ini, dia bersama timnya keliling door to door ke rumah pasien di sekitar Bogen, Kelurahan Ploso.

“Para pasien ini bisa dibujuk berkat bantuan satgas juga. Karena satgasnya adalah tokoh masyarakat yang mengayomi wilayahnya itu, jadi lebih mudah dalam memberikan pemahaman,” papar dia.

Dalam sehari, Ririn tidak bisa memastikan berapa jumlah pasien yang dapat disuntik vaksin. Namun begitu, dia bersama timnya akan terus mempercepat pelaksanaan vaksin di wilayah tiga kelurahan yang menjadi cakupan Puskesmas Rangkah.

Tidak hanya itu, ia merinci berdasarkan data per hari ini, jumlah pasien disabilitas yang sudah divaksin sampai dengan hari ini mencapai 72 pasien. Sedangkan untuk pasien ODGJ berjumlah 10 orang.

“Karena wilayah kami totalnya ODGJ sekitar 86 orang. Jadi sisanya kami akan terus kebut agar lekas selesai. Tentunya dengan cara humanis dengan durasi waktu yang berbeda-beda. Tetapi sejauh ini tetap aman terkendali,” jelasnya.

Hal sama dirasakan Kepala Puskesmas Tambakrejo Yekti Hapsari. Dia memastikan proses vaksinasi untuk wilayahnya setiap hari dilakukan secara bertahap. Selain itu, Yekti menegaskan, total sasaran di wilayah puskesmas tersebut, sebanyak 65 orang ODGJ dan 75 penyandang disabilitas. “Alhamdulillah untuk yang ODGJ sudah tervaksin sebanyak 17 orang dan disabilitasnya 13 orang,” kata Yekti Hapsari.

Setiap pagi mulai pukul 08.00 – 13.00 Wib, dia berkeliling ke rumah-rumah pasien untuk memasifkan proses vaksinasi itu. Alhasil, pelan tapi pasti dalam sehari ini setidaknya, ada 12 orang ODGJ yang berhasil disuntik. “Lalu nanti untuk penjadwalan vaksin kedua, kami hubungi keluarganya. Semua ini terasa lebih mudah karena satgas Covid-19 setempat ikut membantu,” jelasnya.

Disamping itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita memaparkan, berdasarkan data kumulatif per kemarin, Jumat (04/06) jumlah pasien yang divaksin sudah mencapai 1.131.051 jiwa.

Dia merinci, untuk Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) berjumlah 91.748 orang. Kemudian pelayanan publik berjumlah 636.322 orang, lalu untuk lansia 399.684 orang. “Berikutnya, untuk ODGJ dan disabilitas totalnya adalah 1.465 orang. Terakhir masyarakat umum pra lansia sudah mencapai 1.832 orang,” pungkasnya. (ita)