Para calon legislatif (caleg) dari PDI Perjuangan kompak melakukan kegiatan bersama di Tulungagung. Mereka tidak melakukan kampanye untuk dirinya sendiri namun mengedukasi akan pentingnya lingkungan hidup.
Para caleg tersebut adalah Eva Sundari caleg DPR RI Jatim 6 (nomor urut 5), Erma Susanti caleg DPRD Prop Jatim (no 2) serta dua caleg DPRD Kabupaten dari dapil yang sama yaitu Tulungagung II (Boyolangu, Ngunut dan Sumbergempol) Reny Dyah Kurniawati (no 8) dan Vivi Adriani (no 7).
Mereka hadir untuk mengikuti senam bersama dengan 100-an ibu-ibu dari kecamatan Boyolangu.
Senam diadakan oleh Rampak Sarinah Komunitas Hidroponik bekerjasama dengan Kelompok Tani Hidroponik Tulungagung (KTHT), Minggu (27/01).
Kanti Rahayu, pengorganisir acara menjelaskan senam ini merupakan kegiatan rutin setiap Minggu dan pihaknya sengaja mengatur ada sesi diskusi dan berbagi tentang ketahanan pangan dan lingkungan.
“Kali ini tentang perlunya gaya hidup baru yang lebih pro lingkungan untuk mewujudkan ketahanan pangan,” kata Kanti Rahayu.
Setelah senam bersama, Kanti membuka sesi curah gagasan. Eva Sundari mengajak berhemat dalam menggunakan tisu karena pohon diperlukan bukan saja untuk memproduksi oksigen tapi juga untuk menahan air di dalam tanah.
“Mari kembali ke gaya hidup generasi orang tua kita, biasakan menggunakan handuk kecil untuk ke toilet atau sapu tangan untuk mengganti tisu. Ini bagian dari Revolusi Mental, gaya hidup baru yaitu berhemat,” katanya bersemangat.
Ajakan mengubah cara berpikir, cara bertindak dan gaya hidup baru untuk lebih pro lingkungan didukung oleh Erma Susanti. “Ingat prinsip 3R – reduce, reuse, dan recycle. Gaya hidup yang demikian juga penting agar kita mampu mewariskan bumi yang tetap terjaga kekayaannya bagi generasi mendatang,” tegas Erma Susanti.
Saat diberi kesempatan menjelaskan resolusinya sebagai caleg, Vivi Andriani yang berusia milenial menyampaikan gagasannya. “Kita jangan tergiur fashion yang bikin kita konsumtif. Mari recycle atau re-use baju-baju lama kita atau punya orang tua untuk kita modifikasi sehingga sekaligus kita berlatih untuk tidak konsumtif, hemat dan kreatif.”
Senada dengan hal diatas, Reny Dyah Kurniawati mengajak untuk cinta produk sendiri sebagai bagian dari ketahanan pangan.
“Konsumsi pangan lokal dan kurangi impor. Gaya hidup masyarakat yang demikian akan menjadi insentif bagi para petani kita selain juga juga lebih cerdas karena lebih aman karena buah lokal misalnya bebas dari formalin, lilin maupun bahan kimia pengawet lainnya,” kata Reny yang juga caleg milenial dari PDIP.
Setelah para caleg menyampaikan paparan masing-masing, ada tanya jawab ringan seputar tema ketahanan pangan dan gaya hidup pro lingkungan tersebut. Senam Bersama plus-plus tersebut diakhiri dengan belanja produk-produk lokal baik buah, makanan tradisional, juice dan olahan snack hidroponik dan bahan kebututuhan pokok lainnya.
Rampak Sarinah Tulungagung Komunitas Hidroponik telah mampu membuat kegiatan-kegiatan pengembangan selain bertanam hidroponik secara kreatif. Mereka Mendampingi pengembangan kelurahan-kelurahan pro lingkungan, pendidikan populer bagi sekolah dan ibu-ibu, serta mulai mengembangkan bisnis rumahan bagi para anggotanya. (sak)