Dihadapan 100an peserta senam sehat, para caleg perempuan PDI Perjuangan berkampanye edukasi tentang Climate Change dan Ketahanan Pangan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Hari Minggu pagi (10/02) pagi di halaman kantor Dinas Ketahanan Pangan Kab Tulungagung di Wonorejo.
Para caleg yang ikut berkampanye adalah Eva Kusuma Sundari (caleg DPR RI no 5), Erma Susanti (caleg DPRD Jatim no 2), Binti Luklukah (caleg DPRD Kab Tulungagung 1 no 3) dan Reni Yulia (caleg DPRD Kab Tulungagung 1 no 5).
Sebelumnya, para peserta diajak senam untuk therapy penyembuhan dibawah tuntunan instruktur Nina Astina yang juga memberikan tips posisi yoga sederhana untuk sehari-hari.
“Gaya hidup sehat terutama pola makan dan minum serta rajin olah raga menjadi kunci badan sehat walau semuanya ditentukan pada cara berpikir kita. Positif Thinking berkontribusi pada kesehatan kita,” kata Nina sambil menunjukkan posisi yoga kepala di bawah.
Pada sesi curah gagasan, Eva Kusuma Sundari mengawalinya dengan penjelasan singkat tentang Climate Change dan dampak buruknya pada isu kesediaan pangan.
“Dampak terburuk dari Climate Change dialami oleh sektor pertanian berupa terancamnya produksi pertanian kita,” jelas Eva Sundari yang mengajak para ibu untuk memulai mengubah mind set yang lebih pro lingkungan. Dari Rethink, maka bisa ke gaya hidup baru pro lingkungan yaitu Reduce, Reuse dan Recycle.
Erma Susanti mengingatkan peran sentral para ibu dalam upaya penyelamatan lingkungan. Ibu-ibu berperan sentral sebagai pembentuk karakter keluarga, lingkungan dan bahkan bangsa.
“Perubahan itu dimulai dari para ibu, demikian juga untuk komitmen politik terhadap penyelamatan bumi dan mengatasi Climate Change,” kata Erma Susanti yang memang aktivis perempuan dan anak.
Di sisi lain, Binti Luklukah yang istri kades Pucung Lor menguraikan dugaannya bahwa Climate Change juga sikap abai kita terhadap lingkungan ikut memicu wabah demam berdarah yang sedang melanda Tulungagung.
“Tolong ibu-ibu kita bersihkan lingkungan pakai 3M – menguras, menutup dan mengubur barang-barang bekas. Lingkungan yang bersih menjaga nyawa warga,” kata Binti dengan sungguh-sungguh.
Senada dengan Binti, Reni Yulia juga mengekspresikan kegundahan terhadap wabah DB. “Banyak yang salah pengertian, yaitu fogging sebagai solusi DB. Padahal, fogging hanya akan membunuh nyamuk dewasa, jentiknya masih hidup. Jadi mari laksanakan 3M baru fogging,” kata Reni yang berusia milenial tersebut.
Para caleg perempuan PDIP menyelenggarakan kampanye edukasi secara reguler tiap 2 minggu. Setiap akhir senam, para ibu berbelanja pasar tenda yang berjualan produk-produk lokal dengan harga yang miring.
Yang menarik, kali ini para bapak penjual pasar tenda ikut bersenam sehingga para pembeli harus nunggu senam selesai untuk berbelanja. (sak)