Ludruk adalah kesenian tradisional asli Jawa Timur. Merupakan drama tradisional yang dipergelarkan dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari serta cerita perjuangan rakyat Jawa Timur yang terkadang tidak tercatat di dalam buku buku sejarah Nasional Indonesia.
Ludruk yang diawali dengan Tari Remo dan tokoh yang memerankan lakon serta diselingi lawakan dan diiringi musik gamelan ini membuat, seni tradisional ini makin menarik untuk disajikan pada jaman yang serba ‘modern’ seperti sekarang ini.
Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas “Arek” (Jawa Timuran). Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat ludruk mudah diserap oleh kalangan masyarakat bawah.
Beberapa faktor inilah yang membuat Cak Nur (Nurwiyatno) Calon Gubernur Jawa Timur tertarik dan memberi perhatian pada pelestarian Ludruk di Jawa Timur.
Kehadirannya di gedung kesenian Cak Durasim, Jl Gentengkali, Surabaya, Rabu (26/09) malam adalah untuk melihat Festival Ludruk Jawa Timur 2017 yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya DIY yang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Jawa Timur.
Dalam kesempatan ini, Cak Nur juga menemui grup kesenian ludruk yang sedang pentas mengikuti festival Festival Ludruk Jawa Timur 2017 ini.
Cak Nur tertarik dengan kesenian Ludruk karena Ludruk menceritakan cerita hidup sehari-hari kalangan wong cilik yang selalu mengingatkan dirinya untuk peduli dan mencari solusi atas problem yang dihadapi wong cilik.
Di UPT Taman Budaya Jawa Timur (Gedung Cak Durasim) Cak Nur menyempatkan bertemu Kepala UPT dan beberapa staf untuk menggali informasi tentang program pemerintah provinsi yang berkaitan dengan pelestarian seni-budaya Jawa Timur.
Beberapa hari lalu, Cak Nur juga menyempatkan diri datang di Javanologi dan Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) yang juga berkator di salah satu ruangan gedung Cak Durasim ini.
Dengan pengelola Javanologi Cak Nur mendapat penjelasan tentang program kegiatan Javanologi dalam pelestarian budaya Jawa melalui penyebaran informasi dan pengetahuan tentang budaya Jawa di Jawa Timur.
Dan di kantor DKJT, Cak Nur bertemu pengurus DKJT serta berdiskusi dengan para seniman dan budayawan perwakilan kota/kabupaten se jawa timur seputar pelestarian seni dan tradisi Jawa Timur.
Bukan hanya itu, Cak Nur sebagai Calon Gubernur Jawa Timur, sering menghadiri undangan kegiatan masyarakat pelestari adat budaya di Jawa Timur, termasuk diantaranya kegiatan “Ruwat Sumber Jolotundo” yang akan diselenggarakan Kamis (28/9) oleh masyarakat desa adat Seloliman Kec Trawas Kabupaten Mojokerto.
“Hal ini penting terus dilakukan karena budaya Jawa adalah salah satu akar budaya nasional yang harus terjaga kelestariannya,” kata Cak Nur kepada media.
Komitmen Cak Nur (Nurwiyatno) dalam perjuangan pelestarian seni budaya di Jawa Timur semakin hari semakin menguat karena salah satu pokok pikirannya selaku Calon Gubernur Jawa Timur adalah menjaga keutuhan dan tetap tegaknya NKRI melalui pelestarian seni dan budaya Jawa Timur. (sak)