Jika digarap optimal, situs peninggalan bersejarah atau cagar budaya yang banyak tersebar di Surabaya, bisa menjadi aset wisata dan meningkatkan sektor ekonomi.
Pendiri Komunitas Surabaya Historical Community (SHC), Noer Satriawan di Surabaya, Selasa (6/2) mengaku, sangat menyayangkan jika peninggalan bersejarah tidak dikelolah dengan benar.
“Situs-situs tersebut tidak ternilai harganya karena bisa meningkatkan perekonomian Surabaya,” tuturnya kepada Jatim News Room.
Jika cagar budaya dirawat dan dikelolah dengan baik maka akan menarik wistawan berkunjung dan akan berdampak ke lingkungan sekitar dari segi ekonomi seperti menggerakkan penjual souvenir maupun aksesoris yang bernuansa sejarah.
“Surabaya memilik banyak peninggalan sejarah yang bisa menjadi aset wisata, sekaligus menumbuhkan ekonomi lokal itu harus dijaga,” ungkapnya.
Selain situs bersejarah, Surabaya juga memiliki budaya khas yang unik. Sayangnya Surabaya sekarang terus berkembang menjadi kota metropilis.
“Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya tidak bisa menghindari perkembangan pembangunan. Namun pemerintah kota harus tetap menjaga nilai sejarah kita ini, agar generasi mendatang bisa mengetahuinya,” imbuhnya.
Aset cagar budaya yang belum tersentuh, padahal memiliki potensi besar, salah satunya area sekitar Kalimas sebelah utara Jembatan Merah, menurutnya itu merupakan lahan yang memiliki potensi besar, baik wisata maupun ekonomi lokal.
“Jika diperbaiki, dipaving, diberi lampu, serta dibuatkan taman yang hijau dan indah, kawasan Kalimas bisa sangat menarik seperti di Singapura,” jelasnya. (jnr)