BUMN Beli Peternakan Sapi Belgia
PEMERINTAHAN PERISTIWA

BUMN Beli Peternakan Sapi Belgia

PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menyambut baik rencana Menteri BUMN Erick Thohir untuk membeli peternakan sapi di Belgia sebagai upaya transformasi pangan. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT RNI, Arief Prasetyo Adi di sela Focuss Group Discussion (FGD) Pembahasan Potensi Sapi Belgian Blue dalam Mencukupi Daging Sapi Dalam Negeri, pekan lalu, di Jakarta.

Arief mengatakan, sebagai calon induk holding pangan, pihaknya tengah melakukan rencana transformasi pangan dari beberapa komoditas, salah satunya daging untuk peningkatan ketahanan pangan serta inklusifitas nilai tukar peternak.

“Bagi kami, rencana Menteri Erick membeli peternakan sapi Belgia merupakan terobosan transformasi pangan komoditas sapi, “jelas Arief.

“Menteri BUMN telah berbicara kepada RNI terkait rencana pembelian peternakan sapi Belgia ini dan meminta agar dapat segera dikoordinasikan dari mulai negara yang berpotensi, market, serta kajian model bisnis yang akan dijalankan,” jelas Arief.

Arief menilai, keinginan Menteri Erick Thohir itu sebagai terobosan untuk mendorong transformasi BUMN pangan serta menekan impor yang di tengah keterbatasan produksi daging sapi dalam negeri.

“Dengan menguasai sendiri komoditas daging, Pemerintah akan lebih mudah menjaga stabilitas harga, apalagi setiap menjelang Hari Raya seperti Lebaran,” katanya.

Merespon keinginan itu, ia telah melakukan survey ke lokasi kandang sapi standard impor milik RNI yang berlokasi di Majalengka, Jawa Barat. Kandang Sapi tersebut dipersiapkan untuk penggemukan sapi guna mendukung peningkatan pasokan daging nasional.

“Kami persiapkan lahan dan fasilitas kandang untuk penggemukan sapi yang akan dijalankan melalui sinergi dengan BUMN Peternakan PT Berdikari, dimana produk hilirnya berupa daging sapi akan didistribusikan oleh PT PPI dan BGR Logistic ke pasar-pasar tradisional,” ungkapnya.

Arief menambahkan, upaya transformasi pangan daging ini juga mempertimbangkan kajian mengenai kualitas dan nilai keekonomian produk. Dari negara mana pun asal sapinya, baik itu dari Belgia, Australia, Brazil atau negara lainnya yang paling penting adalah kualitas sapinya sehat, halal, bebas penyakit kuku dan mulut serta harga bagus. “Ibarat pengusaha kalau berbisnis ada kualitas dan potensi penambahan nilai pasti jalan bisnisnya,” katanya.

Lebih lanjut Arief mengatakan upaya transformasi pangan ini melalui pendekatan industri, kebijakan usaha ini dari pemerintah atau political will sangat penting dan tujuannya semua sama yaitu untuk terobosan baru industri peternakan sapi di Indonesia.

Dia mengatakan, upaya transformasi komoditas daging ini harus dilakukan melalui pendekatan industri yang didukung oleh kebijakan usaha serta political Will dari pemerintah. Semua pihak terkait harus memiliki tujuannya yang sama, yaitu melakukan terobosan baru untuk memajukan industri peternakan sapi di Indonesia. (sak)