Empat buku terbitan Universitas Airlangga mendapat kesempatan dipamerkan di London Book Fair, pekan lalu di Olympia London, Hammersmith Road, Kensington, London W14 8UX.
Melalui Airlangga University Press (AUP), UNAIR aktif menerbitkan buku, baik untuk kalangan akademis maupun untuk umum.
Meliputi buku terbitan bertema kesehatan, pendidikan, dan sosial. Kali ini untuk kali pertama, AUP mengirimkan buku terbitannya di kancah book fair di negara Ratu Elizabeth, Inggris.
Keterlibatan UNAIR melalui AUP di kancah internasional itu bukan kali pertama. Sebelumnya UNAIR melalui AUP juga mengirimkan buku terbitannya untuk ajang Frankfurt Book Fair pada 2018.
Empat buku terbitan AUP itu meliputi bidang kesehatan, politik, sosial, dan ekonomi.
Empat buku itu adalah Internastional Journalism & Its Problem of Etthics karya Sirkit Syah; Petronage Driven Democracy karya Wawan; Decentralisation and Cluster Industry Policy in Indonesia karya Kacung Marijan; dan Atlas of The Skin And Veneral Disease karya Dwi Murtiastutik, Evy Ervianti, Indropo, dan Sunarso Suyoto.
Ketua AUP Drs Aribowo MS membenarkan kabar tersebut. Yang terpenting dari itu, lanjut Drs Aribowo, adalah bagaimana tulisan dari orang-orang atau sivitas akademika bisa dibaca oleh orang-orang di internasional. Sekaligus hal tersebut bisa meningkatkan webometrics.
”Jadi, kalo tulisan-tulisan sivitas, orang UNAIR, dirujuk, dipakai oleh orang-orang asing, orang-orang internasional, itu akan meningkatkan webometrics UNAIR. Ini untuk academic excellent. Ini yang sangat penting,” ujarnya.
Karena itu, tutur Drs Aribowo, perlu dan harus ada terbitan buku-buku UNAIR yang berbahasa Inggris.
Terkait dengan latar belakang keterlibatan dan kolaborasi itu, Drs Aribowo menyampaikan bahwa setiap tahun memang ada pameran buku internasional. Ada dua lembaga besar perbukuan di Indonesia.
Pertama, APPI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia), kemudian IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia). Keduanya ini bekerja sama untuk mengikuti pameran nasional juga internasional.
”Nah terkait dengan pameran di London itu, APPI turut terlibat di dalam pameran itu,” ujarnya.
Karena itu, penerbitan perguruan tinggi yang memproduksi buku berbahasa Inggris terlibat. Kali ini yang berkesempatan UNAIR melalui AUP dengan UGM Press.
”AUP ini salah satu penerbit perguruan tinggi terbesar di Indonesia,” sebutnya.
Terkait dengan pameran itu, ada sejumlah hasil yang dapat. Di antaranya, ujar Drs Aribowo, terdapat sejumlah penerbit dari luar negeri yang tertarik menjajaki kerja sama dengan AUP ke depan. Salah satunya datang dari negara Malaysia.
Selain itu, kesempatan terlibat dalam pameran buku internasional itu memberikan pengetahuan dan menunjukkan bahwa UNAIR memiliki buku-buku akademis maupun umum yang dapat dijadikan rujukan bagi ilmuwan internasional.
”Ke depan AUP juga fokus pada membuka potensi penjajakan kerja sama dengan sejumlah penerbit di wilayah eropa dan Australi,” katanya. (ita)