Belum setahun dirilis, buku bertajuk “Strategi Nalendra: Ubah Ancaman Jadi Peluang” dicetak ulang pada pertengahan Desember 2019 ini.
Buku yang mengulas tentang tehnik pengelolaan rumah sakit milik Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut (RSPAL) dr Ramelan itu berisi tentang pemikiran Laksma TNI Dr I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara SpB SpBTKV (K). Tepatnya saat memimpin rumah sakit seluas 22 hektar yang berada di kawasan Wonokromo Surabaya.
Pada buku setebal 254 halaman itu, Nalendra memaparkan tentang bagaimana mengelola rumah sakit milik TNI AL secara profesional. Meski berplat tentara tetapi RSPAL dr Ramelan tidak membeda-bedakan pasien. Inilah yang menjadikan pendapatan RSPAL dr Ramelan pendapatan naik pesat.
Dari yang sebelumnya berkisar antara Rp 50-70 miliar meroket tajam diangka hampir Rp 500 miliar. “Alhamdulillah, peningkatan itu karena semua lini bergerak,” kata luLusan FAkultas Kedokteran Unair tersebut.
Bergeraknya roda RSPAL dr Ramelan tidak terbatas pada kalangan profesional seperti dokter dan paramedis. Karyawan ditingkat bawah mulai cleaning service hingga tukang kebun juga cancut taliwondo demi mengutamakan servis pada pasien dan keluarga pasien.
Sejak dilantik 9 Maret 2015 sasaran utama Nalendra pada intervensi perut. Artinya, perut memiliki peranan penting dalam aktivitas seseorang. Untuk itu kesejahteraan karyawan jadi perhatian utama. Setelah itu melengkapi fasilitas RS.
“Jika semua terealisasi perkembangan RS bisa kita memonitor Bed Occupany Ratio (BOR)nya saja, sudah beres,” tambah Nalendra yang kini menjabat Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Laut (Kadiskesal).
Sementara itu, Siti Nasyi’ah penulis buku dari kiprah jendral bintang satu kelahiran Bali mengaku gembira, ketika buku yang diterbitkan Penerbit Karunia Surabaya itu dicetak ulang. “Ya, bapak memang minta dicetak ulang karena cetakan pertama sudah lama habis” kata penulis sejumlah buku best seller itu.
Ita, demikian penulis buku yang jebolan Jawa Pos, bahkan minta dr Nalendra untuk membuat buku tentang BPJS. Sebab, menurutnya, Nalendra memiliki gagasan out of the box dalam mengatasi berbagai hal, khususnya BPJS.
“Dari omong-omong ringan, beliau punya gagasan menarik bagaimana mengelola BPJS agar tidak membebani negara dan masyarakat,” tambah perempuan yang dikenal sebagai Bonita, suporter wanita Persebaya tersebut seraya menambahkan, jika buku tersebut dilaunching akhir Januari 2019 lalu. (sak)