Bubun Wash Penghambat Covid-19
PERISTIWA TEKNOLOGI

Bubun Wash Penghambat Covid-19

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (FPK UNAIR) kembali mencetak prestasi. Dua mahasiswa FPK berhasil meraih Juara III lomba esai nasional. Mereka mencetuskan ide pembuatan sabun kertas dengan kombinasi dua bahan yang teruji memiliki potensi menghambat kinerja virus Covid-19, bernama ‘’Bubun Wash’’ pada pekan laly.

Ialah Desi Rahmadhani dan Yolandha Sephiani Nurhafifah. Keduanya mengikuti lomba Temu Ilmiah UKM Penalaran dan Penelitian se-Jawa Timur (TIUPPS) XVI yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Malang (Polinema).

Senada dengan tema TIUPPS yaitu “Optimalisasi Peran Milenial Melalui Aksi (Ambisi, kreativitas dan Inovasi) dalam Menghadapi Era New Normal. Tim mereka menyoroti fenomena penerapan perilaku 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun bersama air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan serta membatasi mobilisasi dan interaksi) yang kurang tepat.

Yolandha selaku anggota tim menekankan poin kedua yakni mencuci tangan. Menurutnya, sabun batang kurang efisien sebab permukaan yang telah terkena air menimbulkan lendir. Begitupun pada sabun cair yang dinilai kurang praktis karena tutup produknya rentan bocor.

“Diduga, sabun yang dikomersialisasi saat ini memiliki kelemahan yang menyulitkan masyarakat. Selain tidak efisien juga kurang aman jika digunakan bergantian karena bisa saja menjadi rantai penyebaran baru terutama pada sabun batang. Oleh karena itu, dari dua bahan ekstrak kunyit dan jambu biji itulah kami tawarkan produk Bubun Wash,” papar Yolandha.

Lebih lanjut, Desi menambahkan bahwa bahan dari ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) diuji memiliki senyawa kuersetin dan kaemferol yang berpotensi menjadi inhibitor plasma glikoprotein dari Sars-CoV-2.

Sedangkan pada ekstrak kunyit (Curcuma longa L.) diklaim memberi warna dan aroma relaksasi yang menenangkan serta memiliki senyawa kurkumin yang mampu membentuk ikatan bersama plasma glikoprotein dari reseptor enzim pengubah angiotensin.

Desi dan Yolandha pun menitipkan pesan ke mahasiwa lainnya untuk berkembang bersama dan lebih responsif menanggapi isu yang terjadi serta diperkuat dengan doa-doa.

“Kita, mahasiswa adalah penentu masa depan bangsa. Gunakan segala kesempatan untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik, termasuk melatih daya pikir kritis dan kepekaan terhadap isu di sekitar,” terang Yolandha.

“Terus berusaha meskipun jalannya gak semudah yang kita harapkan dan selalu ikut sertakan Tuhan di setiap langkah kita,” imbuh Desi. (ita)