Borobudur, Kesyukuran Tiada Henti
SENI BUDAYA

Borobudur, Kesyukuran Tiada Henti

Borobudur Cultural Festival (BCF) kembali akan digelar di areal Taman Lumbini kawasan Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Magelang, Sabtu (15/12). BCF yang ketiga ini 90 persen kegiatan yang diselenggarakan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWCBPRB) ditangani masyarakat di Borobudur.

Koordinator Pelaksana KRMT Indro Suseno SH kepada wartawan di Balkondes Bumiharjo Borobudur mengatakan tema yang diambil dalam BCF ke-3 ini adalah ‘Hamemayu Haruming Borobudur’ atau Kesyukuran Tiada Henti untuk Borobudur.

“Dengan segala dinamika yang terjadi selama ini, pada kenyataannya Candi Borobudur yang dibangun leluhur Bangsa Indonesia tahun 700 Masehi ini telah memberikan banyak hal kepada banyak orang,” jelasnya.

Dalam rangkaian kegiatan BCF ke-3 tahun 2018 ini dilaksanakan Festival Kreasi Penjor Tradisional Nusantara, pada 13-21 Desember 2018. Festival ini bukan semata-mata karya penjor yang ada seperti biasanya terbuat dari bahan janur atau daun kelapa muda, tetapi justru terbuat dari bahan-bahan alam dan merupakan kreatifitas kontemporer tradisional dari masyarakat.

Ukurannya setinggi bambu standar, dengan hiasan sangat bebas, bisa menggunakan bahan-bahan daur ulang maupun lainnya. Target festival ini diharapkan nantinya dapat menjadi ikon baru di Borobudur dan tempat lain.

Juga dilaksanakan Festival Bregada Desa Borobudur pada Sabtu (15/12), yang diharapkan nantinya akan muncul bregada desa atau bregada masyarakat Borobudur menjadi destinasi wisata yang baru di tahun 2019. Festival ini merupakan penerusan dari tahun 2016 saat dilaksanakan BCF pertama.

Hanya saja jumlah bregada tahun ini tidak sebanyak tahun 2016, karena selain mengikuti festival ini mereka juga akan menjadi bagian dari pementasan seni kolosal ‘Hamemayu Haruming Borobudur’. Bregada akan tampil sejenak, setelah itu melebur menjadi satu dalam sebuah pementasan seni kolosal.

Pagelaran seni kolosal ‘Hamemayu Haruming Borobudur’ akan dimainkan sekitar 600 warga. Pagelaran ini diharapkan benar-benar dapat menjadi ikon dan menjadi penyemangat inspirasi dari masyarakat Borobudur. Dalam pementasan ini melibatkan suasana kemakmuran dan kejayaan serta kesejahteraan warga saat di tahun 700 Masehi lalu. (ist)