Adanya ketidaksesuaian harga dan kualitas dalam memilih sebuah bengkel tentunya menjadi dilema tersendiri bagi masyarakat selaku konsumen. Menyadari hal tersebut, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan sebuah aplikasi bernama BENGCARE, sebuah platform digital yang menghubungkan masyarakat dengan bengkel terekomendasi.
Adalah lima mahasiswa Departemen Teknik Informatika ITS, yakni Andrian, Gabrielle Immanuel Osvaldo Kurniawan, Darren Prasetya, Muhammad Naufal Badruttamam, dan Riski Ilyas yang bersama-sama menciptakan aplikasi ini. Kelimanya tergabung dalam tim Capstone Project Bangkit Academy bersama dengan dua mahasiswa dari perguruang tinggi lain.
Chief Executive Officer (CEO) BENGCARE Darren Prasetya menjelaskan bahwa Bangkit Academy adalah program kesiapan karier yang diinisiasi oleh Google, GoTo, Tokopedia, dan Traveloka, dengan tujuan membentuk talenta teknis yang berkualitas tinggi di Indonesia.
Program ini dirancang untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan yang dibutuhkan di bidang teknologi, seperti rekayasa perangkat lunak, ilmu data, dan pembelajaran mesin. Sedang Capstone Project ini merupakan proyek pembuatan aplikasi yang dilakukan oleh peserta Program Bangkit Academy dalam bentuk tim.
Terkait BENGCARE sendiri, Darren menjelaskan bahwa aplikasi ini merupakan sebuah platform yang terlahir dari keresahan masyarakat. Menurut survei yang timnya lakukan, 40 persen masyarakat Indonesia mengaku merasa bimbang dalam memilih bengkel karena faktor harga yang tidak sesuai.
“Selain itu, faktor rendahnya kualitas juga ikut andil dalam menyokong keresahan masyarakat terhadap bengkel di Indonesia,” tutur Darren.
Berbekal dua faktor tersebut, Darren dan tim kemudian merancang BENGCARE dengan beberapa fitur solutif yang dapat menjawab keresahan masyarakat. Salah satunya adalah fitur Bengkel Recommendation yang merupakan senjata utama dari aplikasi BENGCARE.
Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan informasi seputar bengkel terekomendasi yang ada di sekitar mereka.
Darren menerangkan bahwa fitur Bengkel Recommendation menawarkan akses untuk mengecek riwayat servis, rating, harga, dan kata kunci yang tepat pada setiap bengkel yang ada. Fitur ini memudahkan para pengguna dalam memastikan reputasi bengkel dan kesesuaiannya dengan kebutuhan.
Selain fitur tersebut, Darren juga memperkenalkan fitur Unkel yang menjadi salah satu unique selling point pada aplikasi BENGCARE. Fitur ini merupakan chatbox informatif yang menggunakan Artificial Intelligence (AI) Assistant sebagai pemandunya.
Pada fitur ini, pengguna dapat menanyakan berbagai informasi seputar perbengkelan seperti identifikasi kerusakan, prediksi masa perawatan, dan cara memperbaiki kendaraan bermotor.
Tidak berhenti pada fitur pengguna saja, Darren juga menyampaikan bahwa BENGCARE menyediakan fitur bagi bengkel yang bergabung. Salah satunya adalah fitur Point of Sales (POS) yang merupakan sistem manajemen keuangan berdasarkan penjualan.
“Fitur ini menyediakan data analytics mengenai jumlah pemasukan, pengeluaran, serta kualitas operasional dari bengkel,” papar Darren.
Fitur ini semakin disempurnakan dengan adanya rencana untuk mengembangkan fitur sistem manajemen montir dan AI Assistant khusus bengkel pada masa yang akan datang. Rencananya, aplikasi BENGCARE ini nantinya juga bisa segera diakses di Google Playstore secara gratis.
Darren berharap, aplikasi BENGCARE dapat menghubungkan pelanggan dan bengkel serta memastikan kualitas operasional yang baik pada sektor perbengkelan di Indonesia. (ita)