Di era globalisasi saat ini, kemampuan Bahasa Inggris bagi seorang mahasiswa merupakan suatu kebutuhan yang mutlak.
Hal inilah yang mendorong mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Azzam Jihad Ulhaq mendirikan perusahaan rintisan (startup) bernama Bahasa Booster untuk mendukung para mahasiswa dalam belajar tes Bahasa Inggris.
Bahasa Booster sendiri merupakan sebuah startup yang bergerak dalam bidang pelatihan Bahasa Inggris, terutama untuk persiapan Test of English as a Foreign Language (TOEFL).
Sampai saat ini terdapat tiga paket tryout yang tersedia di bahasa-booster.xyz yang bisa didapatkan secara gratis dan berbayar dengan mendapatkan pembahasan soal.
Pengguna yang telah mengikuti tryout akan langsung mendapatkan nilai yang sudah dikonversikan sebagai nilai TOEFL. “Sekarang, Bahasa Booster sedang dalam tahap pengembangan untuk aplikasi seluler di Android dan iOS,” jelas Azzam.
Sudah berjalan lebih dari tiga bulan, Bahasa Booster memberanikan diri untuk mendaftar di program Akselerasi Startup Mahasiswa Indonesia (ASMI) 2021 hingga lolos tahap 2 pendanaan. Dengan dana ini, Azzam dan timnya berencana untuk beralih ke aplikasi seluler.
Hal ini bertujuan agar berbagai tes tryout dan materi yang akan ditambahkan bisa diakses secara luring oleh pengguna. “Tidak seperti lewat situs yang harus diakses secara daring,” ujar pendiri dan CTO Bahasa Booster itu.
Aplikasi seluler yang sedang dikembangkan akan memiliki berbagai materi persiapan TOEFL, tidak seperti sebelumnya yang hanya menyediakan soal tryout dengan pembahasan.
Dengan dana lebih, Azzam berencana akan menambah anggota tim berupa programmer dan tenaga ahli dari jurusan Sastra Inggris yang akan menyusun materi dari berbagai buku seperti Baron, McGraw Hill, dan Longman.
“Materinya akan kami kemas dalam Bahasa Indonesia, agar mudah dipahami bagi yang belum lancar Bahasa Inggrisnya,” tutur mahasiswa Teknik Informatika 2017 ini.
Startup yang sudah memiliki pengguna dari berbagai tempat di Indonesia ini akan menyediakan pembelajaran persiapan tes TOEFL yang lebih terpersonalisasi dengan kecerdasan buatan (AI).
Setiap pengguna akan mendapatkan rekomendasi materi sesuai dengan kemampuannya dalam mengerjakan berbagai soal. Soal yang dikeluarkan dalam latihan pun akan sesuai dengan kemampuan dari pengguna.
Materi yang tersedia nantinya akan terbagi menjadi tiga, yaitu listening, reading, dan, structure. Azzam menyebutkan bahwa dari tiap bagian terdapat beberapa skill yang harus dikuasai, dan setiap soal latihan yang diberikan akan mewakili tiap skill yang ada.
Pengguna yang sering salah dalam mengerjakan soal dengan skill tertentu, akan direkomendasikan oleh aplikasi untuk mempelajari materi tersebut.
“Soal tentang skill tersebut akan lebih sering dikeluarkan sampai pengguna lancar dalam soal itu, begitu juga dengan kosakata,” imbuhnya.
Azzam mengakui bahwa Bahasa Booster ini nantinya juga jauh lebih murah dibandingkan program bimbingan belajar persiapan TOEFL pada umumnya.
Dengan sekali bayar, pengguna bisa mengakses berbagai materi dan latihan dimanapun dan kapanpun. Terlebih lagi dengan personalisasi AI yang mutakhir, membuat Bahasa Booster seperti guru privat yang mengajari muridnya.
Bahasa Booster sendiri berawal dari keresahan Azzam saat tergabung dalam tim pengembangan sistem TOEFL dan melihat hasil tes yang masih banyak di bawah standar.
Hasil tes yang di bawah standar ini pun tidak sedikit yang merupakan milik mahasiswa tingkat akhir yang memerlukan skor tersebut untuk kelulusannya.
“Selain itu, waktu saya menjabat sebagai ketua umum Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) ITS tahun 2020, ternyata di situ juga banyak yang masih belum mencapai skor minimum,” ungkapnya.
Menanggapi keresahan tersebut, pemenang Hackathon Tokopedia Devcamp 2019 ini akhirnya mengembangkan situs untuk belajar TOEFL bersama dengan dua rekannya dari ITS. Hingga bulan Februari 2021, Bahasa Booster berhasil diluncurkan dengan 15 pengguna awal.
Sampai Mei 2021, sudah dilakukan tiga kali tryout TOEFL melalui situs Bahasa Booster dengan tiga paket soal tiap bulannya. Selama itu, sudah ada 300 pengguna yang mengakses situs tersebut dan startup garapan empat mahasiswa ITS ini mendapatkan banyak feedback untuk pengembangan situsnya.
Mahasiswa yang pernah menjalani magang sebagai software engineer di PT Okanemo Worldwide Indonesia ini sangat ingin untuk bekerja sama dengan himpunan mahasiswa di ITS untuk menyediakan tryout kepada anggotanya. Baginya, dengan banyak pengguna tentunya akan banyak feedback yang akan masuk.
Dengan begitu, lanjut Azzam, Bahasa Booster bisa mendapat lonjakan performa baik dari segi pengguna dan fiturnya. “Di sini kami benar-benar berusaha mendengar feedback dari pengguna untuk bisa memberikan pengalaman yang baik saat mereka menggunakan jasa kita,” pungkasnya.
Perkembangan ini, tentunya akan meningkatkan kesempatan mereka untuk memenangkan ASMI dalam tahap 3 di penghujung 2021 nanti.
Dengan dana yang ada pun, mereka berencana mengadakan live class di tahun 2022 bagi pengguna yang nantinya memerlukan pelatihan secara langsung. Juga setelah TOEFL, materi akan ditambahkan ke TOEIC dan IELTS. (ita)