Berbicara tentang Usaha Masyarakat Kecil Menengah (UMKM), masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terlebih dalam proses mengatur keuangan.
Untuk itu, mahasiswa PSDKU Universitas Airlangga di UMKM Banyuwangi meluncurkan BAR atau Banyuwangi Accounting Retailer.
BAR sendiri, merupakan sebuah aplikasi yang bisa digunakan sebagai solusi bagi pola pengaturan keuangan bagi UMKM di Banyuwangi.
“BAR diciptakan karena permasalahan UMKM menengah kebawah yang sulit berkembang, diakibatkan oleh ketidakjelasan keuangannya, untuk membuat laporan keuangan mereka sulit, dan jika dicatat manual dengan kertas biasanya kurang jelas,” ungkap Ahmad Rido’I Yuda Prayogi salah satu perwakilan tim aplikasi BAR.
Proses pembentukan aplikasi tersebut, lanjutnya, diawali dengan observasi dan analisis kondisi lingkungan beberapa retail yang ada di banyuwangi.
Hal itu, dilakukan dengan mengambil sampel di 3 wilayah dengan masing-masing 10 retail untuk diwawancarai terkait permasalahan keuangan.
Setelah itu, tandasnya, ia dan tim mengadakan workshop dan interpretasi hasil terkait permasalahan yang ada, potensi, dan inovasi program.
“Setelah tercetus aplikasi tersebut, dilanjutkan pembuatan konten dan design aplikasi, dilakukan uji coba pada 10 toko yang telah mengenal teknologi. Kemudian sosialisasi pengenalan pada UKM Banyuwangi yang dinaungi oleh asosiasi bernama AKRAB, diadakan registrasi untuk mendapatkan username serta password untuk login,” jelas mahasiswa FKM angkatan 2017 itu, Kamis (10/10).
Mahasiswa yang akrab disapa Yuda itu juga menjelaskan, peluang pasar aplikasi itu di Banyuwangi, masih belum ada.
Namun secara nasional, telah ada bank negeri yang memiliki aplikasi sejenis dengan harus meminjam modal kepada bank terlebih dahulu. Sedangkan, untuk pemakaian aplikasi BAR tersebut tidak berbayar dan memiliki banyak keunggulan.
“Konten lebih mudah dipahami oleh para retail menengah ke bawah, memiliki fitur room chat dan video tutorial seputar cara penggunaan serta pemasaran produk UKM. Room chat untuk mengontrol harga barang, dimana para retail akan menggunakan wadah tersebut untuk saling berbagi informasi terkait harga terbaru yang akan mempengaruhi penjualan produk itu sendiri,” lanjutnya.
Pada akhir, Yuda juga mengatakan bahwa aplikasi tersebut digunakan untuk membuat laporan keuangan dengan mudah yang akan digunakan oleh retail yang notabene tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam membuat laporan keuangan yang baik.
Outputnya adalah laporan keuangan setiap hari, yang nantinya dapat berfungsi sebagai transparansi keuangan yang dibutuhkan oleh mitra kerja.
“Harapan ke depan dengan digunakannya aplikasi ini di masyarakat dapat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk membuat laporan keuangan lebih transparan, sehingga adanya laporan keuangan yang jelas, nantinya akan mengundang para investor untuk bekerjasama,” tutupnya (ita)