Bank Jatim Optimis Catat Peningkatan Kinerja
EKONOMI BISNIS PERISTIWA

Bank Jatim Optimis Catat Peningkatan Kinerja

Pejabat pengganti sementara (Pgs) Direktur Utama Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha mengakui pandemi Covid-19 telah berdampak pada kinerja Bank Jatim.

Ada tiga hal utama yang terdampak. Pertama adalah Dana Pihak Ketiga DPK. Di Bank Jatim dananya ada dana pemerintah daerah baik kota maupun provinsi yang alokasinya beberapa ada yang dialihkan ke penanganan Covid19.

“Otomatis sebagian dana yang sebelumnya untuk project dialihkan untuk bantuan, dampaknya secara tidak langsung terhadap beberapa proyek secara tidak langsung terjadi penundaan karena dananya dialihkan,” ujar Ferdian Timur Satyagraha, Selasa (16/06).

Berbicara pada diskusi bersama IDX di Waktu Indonesia Berprestasi, dengan tema “BJTM Menahan Laju Covid19”, Ferdian menambahkan adanya physical distancing juga berpengaruh pada layanan Bank Jatim.

“Nasabah kami umumnya kan UMKM, pada saat kita lakukan proses pelayanan, kita datang, itu nggak mudah dilakukan. Sehingga ada beberapa hal penting yang kita lakukan perubahan,” jelasnya.

Tapi secara kinerja Bank Jatim pada Triwulan I 2020, DPK tumbuh 11,48% atau menjadi kurang lebih Rp. 57,7 triliun. Ini lebih tinggi dari industri perbankan nasional di angka 9,45%.

“Untuk Kredit Bank Jatim Rp. 38,4 triliun atau naik 14,02% yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan perbankan nasional di angka 7,95% dan laba Bank Jatim juga tumbuh, meningkat 8,33% yoy atau Rp. 439 miliar,” ujar Ferdian pada acara yang dipandu Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Jatim Dewi Sriana R itu.

Ditanya terkait strategi mempertahankan dan meningkatkan kinerja Bank Jatim, Ferdian mengatakan POJK 11 tahun 2020 terkait stimulus ekonomi nasional, sangat membantu perbankan di tanah air termasuk Bank Jatim. Sehingga bisa melakukan langkah restrukturisasi kredit yang bermanfaat tidak hanya bagi bank melainkan juga bagi nasabah.

“Ada lima langkah utama sebenarnya yang kami lakukan, yaitu penurunan suku bunga, perpanjangan atau perubahan jangka waktu kredit, penundaan pembayaran pokok atau bunga, penambahan akses pembiayaan ataupun kombinasi dari empat poin tadi. Ini cukup bisa membantu menjaga stabilitas kinerja Bank Jatim di 2020,” jelasnya.

Memasuki era tatanan kehidupan normal baru, lanjutnya, selain kegiatan perbankan sehari-hari, Bank Jatim juga semakin meningkatkan layanan lain dalam rangka mendukung protokol kesehatan selama masa transisi.

Layanan tersebut terbagi dalam dua konsep. Pertama kegiatan perbankan kepada pemerintah daerah, yakni Electronic keuangan daerah (E-KD). Kedua, konsep layanan yang ditujukan kepada nasabah retail (pelaku UMKM) dan consumer.

Untuk nasabah, lanjutnya, ada dua produk yang dapat diakses. Antara lain, produk funding dan lending. Contohnya, produk E-Multiguna yang dapat diakses nasabah consumer yang ingin mengajukan kredit. “Temen-temen nasabah yang ingin mengajukan kredit, tinggal memasukkan datanya, tinggal foto E-KTP dan lainnya. Dalam hitungan jam sudah cair,” jelasnya.

Sementara itu, Ferdian melanjutkan, kinerja Bank Jatim terus tumbuh sejak 2011-2019. Dari 758 titik jaringan di 2011, sekarang ada 1.745 titik.

“Adapun total aset Bank Jatim di 2011 Rp. 24,8 triliun, saat ini sudah mencapai Rp. 76.7 triliun di 2019. Kredit juga demikian, naik dari Rp. 16 triliun di 2011 menjadi Rp. 38,3 triliun di 2019. DPK dari Rp. 21,1 triliun menjadi Rp. 60,5 triliun di 2019,” pungkasnya. (ita)