Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah membangun Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah yang ditargetkan sudah dapat melayani jemaah haji Indonesia pada musim haji 2019.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Bambang Wibowo, meninjau langsung ke lokasi KKHI Madinah untuk mengetahui perkembangan pembangunan dan memastikan pengerjaannya sesuai rencana.
Dalam kunjungan tersebut, Dirjen Yankes juga disertai Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes dan Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan.
“Saya mau melihat langsung kemajuan pembenahan klinik jemaah haji indonesia di Madinah, karena agar kita lebih siap infrastrukturnya, mudah-mudahan kita bisa melayani jemaah dengan lebih baik agar keselamatan pasien semakin terjamin,” kata Bambang.
KKHI Madinah yang baru ini berlokasi sangat strategis. Bangunan berlantai lima tersebut berada sekitar 2 kilometer dari Masjid Nabawi atau tepatnya di Jl Prince Muhammed bin Abdul Aziz Madinah, Arab Saudi.
Klinik ini berjarak 300 meter dari bangunan lama. Aspek tata ruang dan kemudahan akses menjadi pertimbangan utama pemindahan KKHI Madinah. Dengan demikian diharapkan klinik baru ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi seluruh jemaah haji Indonesia yang membutuhkan.
Nantinya klinik ini akan melayani jemaah haji yang memerlukan penanganan kesehatan rujukan dari kloter atau sektor agar para jemaah yang dirawat bisa cepat pulih sehingga bisa beraktivitas dan beribadah kembali dengan lancar untuk menunaikan ibadah hajinya.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, Eka Jusup Singka, optimis klinik yang setara dengan RS tipe C ini dapat segera rampung. Klinik baru ini juga memiliki kapasitas, peralatan dan perlengkapan yang lebih baik ketimbang fasilitas kesehatan sebelumnya.
“Insyaallah klinik ini akan selesai di bulan Mei 2019 dan kami akan meminta Menteri Kesehatan untuk meresmikan Klinik tersebut,” ujar Eka.
Fasilitas kesehatan ini akan dilengkapi dengan ruang perawatan, ICU, ruang emergensi, ruang obat, klinik gigi, poliklinik umum, laboratorium, radiologi, klinik perawatan jiwa, dan fasilitas rujukan.
Selain untuk pelayanan kesehatan, terdapat ruangan untuk administrasi perkantoran, ruang sanitarian dan kamar tidur bagi petugas kesehatan haji. Ruang perawatan umum dan jiwa terletak di lantai dasar dan basement. Terdapat 12 tempat tidur di ruang IGD, 7 tempat tidur di ruang ICU di lantai dasar.
Sementara ruang basement diperuntukkan bagi ruang rawat inap dengan kapasitas 18 tempat tidur dan 4 bed untuk perawatan kesehatan jiwa. Secara keseluruhan, klinik ini memiliki 246 tempat tidur, baik untuk pasien maupun petugas kesehatan.
Dibandingkan dengan klinik yang lama, banyak keunggulan yang dimiliki KKHI baru. Di samping daya tampung yang lebih besar dan akses yang lebih mudah, bangunan yang baru memiliki kelebihan dalam segi pemisahan zonasi publik dan privat, alur pelayanan, dan jenis pelayanan kesehatan.
Selain di Madinah, Kementerian Kesehatan juga memiliki KKHI yang baru di Mekah dengan pelayanan yang lengkap. Klini tersebut terdiri dari 18 lantai dan mampu menampung seluruh petugas haji non kloter. Hal ini menunjukkan komitmen kuat Kemenkes untuk mendukung suksesnya penyelenggaran haji. (ist)