Pembangunan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) seksi 1 (Tanjung Morawa-Parbarakan) sepanjang 10,75 km ditargetkan selesai April 2018. Dengan selesainya seksi tersebut maka Tol MKTT akan tersambung dengan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) sepanjang 34 km yang dikelola PT Jasa Marga.
Tol MKTT ini konstruksinya dibangun Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Kualanamu Tol memiliki 7 seksi sepanjang 61,7 km dengan nilai investasi mencapai Rp 4,96 triliun.
Seksi 2-6 (Kualanamu-Sei. Rampah) sepanjang 41,6 km telah diresmikan pengoperasiannya bersamaan dengan Tol Medan-Binjai seksi 2-3 sepanjang 10,5 km oleh Presiden RI Joko Widodo pada 13 Oktober 2017 lalu.
Sebagian konstruksi Tol MKTT dibangun menggunakan APBN sebagai dukungan pemerintah meningkatkan kelayakan finansialnya. Dukungan berupa konstruksi pada Seksi 2 (Kualanamu-Parnarakan) sepanjang 7,05 km dan Seksi 1B (Tanjung Morawa-Parbarakan) sepanjang 7,5 km, dengan progres konstruksi keduanya sudah selesai 100 persen.
“Saya mengajak Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ke Tol MKTT sebagai laporan kami, Kementerian PUPR atas penggunaan pajak untuk pembangunan infrastruktur,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau lokasi pembangunan seksi 1 Tol MKTT yang juga dihadiri oleh Gubernur Sumatera Utara Tengku Ery Nuradi, pekan lalu.
Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan berbagai skema pembiayaan digunakan untuk mengatasi masalah pendanaan yang dapat menghambat penyelesaian proyek Infrastruktur.
“Seperti pengadaan tanah menggunakan LMAN, dan pembiayaan bridging antara institusi pembiayaan proyeknya dengan PT SMI (Persero). Ini semuanya bisa mengakselerasi penyelesaian proyek,” kata Sri Mulyani.
Akhir Desember
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Hery Trisaputra Zuna menyampaikan, progres Seksi 1A sepanjang 3,25 km sampai saat ini untuk tanah 97,05 persen dan konstruksi 70,24 persen. Seksi terakhir yang ditargetkan rampung Desember 2018 yakni Seksi VII (Sei Rampah-Tebing Tinggi) sepanjang 9,3 km, progres tanahnya 84,5 persen dan konstruksi 12,3 persen.
“Tol MKTT dan Tol Medan Binjai ditargetkan akan selesai dan tersambung seluruhnya pada akhir Desember 2018,” kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Hery Trisaputra Zuna.
Menurutnya saat ini kendaraan dari Pelabuhan Belawan menuju Kualanamu dan Tebing Tinggi harus keluar masuk Medan. Dengan tersambungnya kedua ruas tol diatas akan mengurangi kemacetan Kota Medan dan meningkatkan lalu lintas harian Tol MKTT.
Untuk pembangunan Tol Medan-Binjai saat ini tengah menyelesaikan Seksi 1 (Simpang Susun Helvetia – Simpang Susun Tanjung Mulia) sepanjang 6,27 km. Progres konstruksinya sudah mencapai 30% dan 72% untuk pengadaan tanahnya. Pengusahaan Tol Medan-Binjai merupakan bagian dari penugasan Pemerintah kepada PT Hutama Karya dengan nilai investasi Rp 1,6 triliun.
Pembangunan konektivitas di Sumut terus digenjot dengan dilanjutkannya Tol dari Tebing Tinggi – Parapat sepanjang 104,5 km, Tol Kuala Tanjung-Inderapura-Tebing Tinggi sepanjang 28,75 km dan Tol Inderapura-Kisaran sepanjang 43,55 km.
Apabila sudah tersambung menjadi jaringan jalan tol akan mengurangi biaya logistik, mempersingkat waktu tempuh ke destinasi wisata Danau Toba dari semula 6 jam menjadi 2 jam, mendukung Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pintu masuk ke Pulau Sumatera dan mendukung bergesernya kawasan industri dari kawasan perkotaan Medan ke Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke. (sak)