Anak difabel atau berkebutuhan khusus jangan disembunyikan. Seperti Syauqi ini down syndrome, namun terbukti memiliki potensi. Begitu juga dengan difabel-difabel yang lainnya memiliki potensi untuk dikembangkan.
Hal tersebut disampaikan istri Wakil Gubernur Jatim Dra Hj Fatma Saifullah Yusuf saat Pagelaran Gatot Koco Rindu Sosok di Aula Soetandyo Gedung C FISIP Unair Surabaya, Rabu (29/11) malam.
Ia menjelaskan, jika ada lagu ciptaan AT. Mahmud “Ambilkan Bulan Bu”, maka ijinkan mereka mengambil cahaya bulan itu.
“Biarkan mereka nggayuh lintang, berkembang, bahkan mengalami gemblengan seperti Gatotkaca yang masuk Candra Dimuka. Berproses, kadang terantuk sana-sini. Namun begitu keluar, jadi satria tangguh dan perkasa,” imbuh Ketua Umum Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Jatim sambil berbincang dengan Syauqi dan menyanyikan lagu Bunda bersama-sama.
Sementara Wakil Rektor I Unair Prof Djoko Santoso mengatakan, mahasiswa Unair mampu berinteraksi, hidup bersama dengan anak-anak difabel.
“Unair insyaallah care pada anak-anak berkebutuhan khusus. Kita ini wayang yang sekedar menjalankan kehidupan. Ketika kita diberikan nikmat sehat, harus mengawal anak-anak difabel,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan, sesuai amanat PBB dikatakan bahwa saat kita berhasil lainnya harus berhasil. Ketika mendapatkan kesuksesan harus memberikan kesempatan kepada difabel.
Pagelaran ini merupakan sebuah pertunjukan musik bicara itikad inklusi Dekanat FISIP Unair beserta BEM bareng Komunitas Mata Hati. Sebuah pagelaran musik dan dialog yang melibatkan tuna netra (Cakil) dan ‘gerombolan” penampil (Down Syndrome), Bima (tuli), Ontorejo (tuna daksa) dan www.komunitasmatahati.org sebagai pendukung pertunjukan bermusiknya.
Bercermat dengan banyak pesan melalui pertunjukan musik dan dialog utama sang Gatotkoco,tak seperti biasa, Gatotkoco berpesan melalui lagu. Beberapa lagu dipilih untuk dipertunjukkan sebagai mata kail pesannya. Antara lain No Body’s Child, The Greatest Love of All, Indonesia Jaya, Kemarau, dan lain lain. (ita)